INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Lima puluhan veteran pejuang kemerdekaan bertemu dengan Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo, Minggu (20/5/2018). Meski sudah sepuh namun semangat patriotisme terus berkobar di dada mereka. Bahkan ada yang menyatakan siap terjun lagi ke medan peperangan melawan teroris.
Rasiman, salah satu veteran menyatakan dirinya lahir tahun 1927. Semasa muda, ia mengalami perang melawan Belanda dan Jepang. Namun ia tidak bisa menggunakan senapan.
“Perangnya pakai bambu runcing,” kata kakek berpeci hitam itu.
Tak ketinggalan, Suyono Hadiwiyono (92) juga menceritakan pengalamannya menumpas penjajah. Di akhir ceritanya, ia menyampaikan keprihatinan akan kondisi anak bangsa yang sering berkonflik sendiri.
“Dulu kami memperjuangkan NKRI, mengapa sekarang malah tidak rukun, bahkan ada yang ingin mengganti ideologi,” tukasnya.
Pertemuan dengan Ganjar di Gedung Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Ambarawa berlangsung satu jam. Ganjar mengapresiasi semangat para veteran yang masih berkobar.
“Hari ini Indonesia butuh lagi semangat yang disuntikkan dan digelorakan untuk NKRI. Momentum hari kebangkitan 20 mei ini menjadi penting untuk menggelorakan lagi semangat menjaga Pancasila dan NKRI, ” tegasnya.
Ganjar juga menceritakan, sempat menjenguk salah satu veteran Ambarawa yang sakit, sebelum menuju Gedung LVRI. Ketika Ganjar datang, veteran bernama Rozaq itu menyambut dengan mengenakan seragam tentara.
“Pak Rozaq menyatakan pada saya, beliau marah betul pada teroris-teroris keji itu. Beliau bahkan siap jika dibutuhkan untuk perang lagi. Kata beliau ‘saya siap perang lagi pak, saya tidak rela mereka merusak Republik’,” kata Ganjar.
Ketua LVRI Ambarawa Untung Sidik mengucapkan terimakasih pada Ganjar. Menurutnya politikus PDIP itu adalah satu-satunya gubernur yang menunjukkan kepedulian nyata pada veteran.
“Sudah berapa banyak rumah veteran yang dibangun oleh pak Ganjar. Yang ada di sini saja ada banyak, coba berdiri pak Slamet, pak Kliwon, terus siapa lagi, kami sangat berterimakasih,” katanya.
Berkat kepedulian dalam program bedah rumah veteran, Ganjar mendapat penghargaan Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia. “Di Ambarawa ini ada 400 an veteran, kami tidak bisa mengundang semua karena acara ini saja mendadak, yang tidak hadir menyampaikan salam pak Ganjar,” kata Sidik.
Ganjar menambahkan, bedah rumah veteran adalah salah satu cara menghormati jasa para pahlawan bangsa. “Kami tidak bisa menghormati banyak, tapi kalau melihat rumah pejuang reyot, masak negara diam saja,” katanya.
Melihat semangat veteran yang masih ingin menyumbang sesuatu untuk bangsa, Ganjar berpikir untuk melibatkan mereka dalam program sekolah tanpa sekat. “Sekolah tanpa sekat ini gurunya dari siapa saja. Bisa seniman atau veteran. Bapak ibu bisa cerita bagaimana dulu memperjuangkan kemerdekaan. Agar anak-anak kita mengerti betapa beratnya mewujudkan NKRI,” tandasnya.(Suparman)