INILAHONLINE.COM, BOGOR – Bogor Breakfast 2018 Festival atau Festival Laksa yang menyajikan 1.000 porsi gratis dengan 100 varian rasa disambut antusias warga yang memadati area parkir depan Botani Square, Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Minggu (29/7/2018). Kegiatan yang diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor itu sebagai rangkaian agenda Hari Jadi Bogor (HJB) ke 536.
Salah satu kuliner khas Bogor yang digagas oleh Indonesia Chef Association (ICA) Bogor dan kalangan pelajar itu berlangsung meriah tidak saja dihadiri ratusan warga yang memadati lokasi acara, juga dirangkaian dengan Fashion Show Batik Bogor yang akan menampilkan motif-motif Bogor seperti hujan gerimis, uncal, dan angkot.
Usai membuka acara, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengaku tidak menyangka antusiasme peserta yang terlibat dan para pengunjung yang membludak ikut menghadiri dan ingin mencicipi laksa dengan berbagai varian rasa yang sebelumnya mereka coba.
“Ini sungguh luar biasa. Antusiasme dari semua yang terlibat begitu tinggi. Semoga saja festival semacam ini bisa secara rutin digelar, namun dengan mengangkat menu khas Bogor lainnya. Dengan demikian, semua kuliner khas Bogor akan jauh semakin dikenal masyarakat luas maupun wisatawan,” tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, kegiatan tersebut dapat terselenggara berkat kerjasama antara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPC Bogor Raya, Cianjur dan Sukabumi, Indonesian Chef Association (ICA), Botani Square serta didukung oleh Pesona Indonesia dan Wonderful West Java Indonesia.
Dipilihnya menu laksa pada festival kali ini, Shahlan menerangkan, lantaran salah satu kuliner tradisional khas Bogor itu sudah dikenal. Bahkan laksa menjadi menu wajib wisatawan saat berkunjung ke Kota Bogor.
“Memang sekarang ini laksa Bogor sudah mulai jarang ditemukan, hanya di beberapa tempat saja yang masih menjualnya. Karena itu, disini kita angkat kembali masakan khas Bogor agar tidak hilang. Bahkan, di tangan para chef dan pelajar yang tergabung dalam ICA, laksa ini bisa berevolusi menjadi laksa yang kekinian,” paparnya. (ian Lukito)