INILAHONLINE.COM, BOGOR– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menghimpun profesi wartawan hendaknya terus berupaya menjadi wadah pengembangan kapasitas dan sarana dialog untuk menjadikan pers indonesia sebagai sumber informasi yang akurat.
Hal itu dikatakan Bupati Bogor, Iwan Setiawan dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Bogor, Angga Hadiyuda pada Pembukaan Rapat Kerja (Raker) PWI 2023 Kabupaten Bogor, di Wisma Pesona Anggraeni, Cisarua Bogor, Rabu (20/12.2023)
“Pers Indonesia selain sebagai sumber informasi yang akurat, akan tetapi juga menyajikan informasi yang bijaksana, mengedukasi masyarakat dan tetap independen dalam melakukan kontrol sosial melalui kritik yang konstruktif dan membangun,” kata Bupati Bogor Iwan Setiawan
Menurutnya, Media punya kewajiban memastikan penyebaran informasi yang terverifikasi. Terlebih, menjelang tahun politik Pemilu 2024, jurnalisme berperan penting dalam menciptakan Pemilu damai dengan menyampaikan informasi yang benar, berimbang, tidak semata mengumbar sensasi atau berpotensi mengadu domba.
“Untuk itu, saya minta rekan-rekan jurnalis selalu memprioritaskan obyektifitas dan kualitas pemberitaan serta menghindari mengedepankan clik bait dan berita hoax,” ujarnya.
Bupati Bogor mengakui, bahwa untuk mewujudkan jurnalisme berkualitas tentunya tidak mudah. Namun, upaya itu harus tetap dilakukan, sebab meski sekarang ini media sosial menjadi sumber informasi masyarakat, media massa mainstream juga masih dipandang sebagai rujukan yang bisa diandalkan dan dipercaya.
“Semoga Raker ini dapat menghasilakan berbagai ide, gagasan dan program kerja yang berkulaitas untuk kemampuan PWI menjawab berbagai tantangan yang tengah dihadapi pers Indonesia,” tandasnya.
Lebih lanjut Bupati Bogor berharap, betapapun beratnya tantangan bisnis media, pers Indonesia dapat tetap menghasilkan produk jurnalisme yang baik dan berkualitas.
Sementara itu, wartawan senior Piyarso Hadi sekaligus pelaku sejarah dan salah satu inisiator berdirinya PWI Kabupaten Bogor pada tahun 2008 silam mengatakan, di era digitalisasi yang ditandai dengan eforia kebebasan pers pasca reformasi dengan maraknya media siber (online-Red) berharap, agar rekan-rekan jurnalis wajib menjawab tantangan era digitalisasi ini dengan menguasai dunia teknologi dan informatika (IT) media.
“Saat ini masyarakat tidak hanya mendapat informasi dari media mainstream saja, akan tetapi juga mendapat informasi dari media sosial (Medsos), namun demikian, media mainsteram masih memiliki kelebihan dibanding Medsos, teruatama obyektifitas yang dapat dipertanggunjawabkan secara hukum,” ungkap Piyarso Hadi yang akrab dipanggil dengan nama Piya Hadi dikalangan wartawan Bogor.
Menurutnya, media maistream memiliki legalitas berupa badan hukum sebagai perusahaan penerbit dan penyiaran pers yakni, ada kantor, ada jajaran redaksi mulai dari Pemimpin Redaksi,Redaktur Pelaksana hingga Wartawan, sehingga jika terjadi delik pers atau sengketa pers maka produk karya jurnalistik pers (berita-Red) nya dilindungi oleh UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
“Sementara, Medsos jika terjadi sengketa pers atau ada pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan tersebut, maka pihak yang dirugikan karena merasa di fitnah atau dicemarkan nama baiknya, maka mereka bisa langsung dijerat dengan KUHP tanpa harus menggunakan UU Pers,” kata Pemimpin Umum inilahonline.com yang juga Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bogor tersebut. (Ian Lukito)