Dampak Buzzer pada Media Sosial terhadap Pemilu 2024

Artikel, Berita440 Dilihat

Oleh : Muhamad Rafqi Syafrial Fazri (J1401221085)
Mahasiswa semester 4 prodi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University.

Seiring perkembangan zaman, teknologi semakin maju. Kemajuan teknologi digital dapat mempermudah segala bentuk aktivitas masyarakat untuk mencari informasi. Salah satu perkembangan yang terjadi yaitu transformasi media konvensional menjadi media online seperti media sosial.

Media sosial saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk, menghubungkan, serta dapat mempengaruhi persepsi masyarakat apalagi dengan beberapa fitur dan keanekaragaman fasilitas serta jangkauan yang sangat luas merupakan sebuah keunggulan dari media sosial tersebut.

Keunggulan media sosial yang kemudian dimanfaatkan serta menjadi sebuah kesempatan oleh para buzzer media sosial untuk bisa memaksimalkan peluang dalam berkampanye secara masif apalagi semasa pemilu 2024 berlangsung.

Hal inilah yang menjadi kekuatan dari para buzzer tersebut untuk membentuk persepsi serta dapat menggiring opini masyarakat terhadap kandidat, isu-isu politik, bahkan dinamika politik secara keseluruhan dimana para buzzer memiliki peran penting dalam masa kampanye pemilu 2024.

Pengaruh Buzzer Media Sosial terhadap Elektabilitas Capres dan Cawapres

Pada masa pemilu 2024 masyarakat memiliki hak dan wewenang memilih untuk menentukan siapa yang mereka pilih. Namun, pada dasarnya masyarakat harus bisa mengenali serta memilah siapa calon pemimpin yang memiliki program-program serta visi-misi yang dapat dipertanggungjawabkan dan direalisasikan kedepannya. Masyarakat dapat mengetahui hal tersebut karena kampanye-kampanye yang dilakukan oleh para paslon.

Kampanye merupakan sebuah cara atau upaya para calon pemimpin bersama partai politiknya memperkenalkan serta mengajak para masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung. Salah satu strategi kampanye adalah kampanye berbasis media sosial.

Kampanye ini berfokus pada reaksi atau respon khusus terhadap berbagai platform media sosial yang dinilai efektif pada masa kampanye saat ini. Hal inilah yang menjadi kesempatan untuk para buzzer media sosial atau sekelompok oknum yang memiliki peranan penting dalam membentuk persepsi masyarakat.

Oleh karena itu, seringkali tim kampanye dari beberapa partai politik menggunakan cara tersebut dengan membayar seseorang atau sebuah kelompok untuk bisa menyebarkan sebuah informasi. Unggahan atau konten-konten positif yang tersebar terkait para capres dan cawapres diberbagai platform dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian masyarakat dan dapat menciptakan opini publik yang positif dengan tujuan meningkatkan elektabilitas paslon.

Solusi Konkrit mengatasi Buzzer yang bertebaran di Media Sosial pasca Pemilu

Mudahnya mengakses serta mendapatkan sebuah informasi pada media sosial terkadang menjadi bumerang untuk diri kita sendiri. Banyaknya fitnah, hoax, ujaran kebencian dan sara pada media sosial sudah tidak dapat dipungkiri lagi.

Oleh karena itu, kita harus bisa selektif dan melakukan verifikasi fakta dan data terhadap apa saja informasi yang berada di sosial media, apalagi semasa pemilu saat ini.

Strategi kampanye dengan menggunakan buzzer yang bertebaran pada platform-platform media sosial terkadang menjadi kontradiksi dan menuai kontroversi. Hal tersebut dapat menciptakan persepsi serta menggiring opini publik dengan narasi, informasi, konten, bahkan comment yang dinilai meningkatkan citra capres dan cawapres dari beberapa paslon.

Namun, disisi lain hadirnya buzzer dapat berperan menjadi provokator yang mengadu domba berbagai pendukung dari capres dan cawapres lain dengan konten-konten negatif berupa fitnah dan ujaran kebencian dengan tujuan untuk menjatuhkan satu sama lain.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus bisa mengambil tindakan secara langsung dengan berpikir kritis serta meningkatkan kesadaran akan potensi manipulasi informasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memverifikasi fakta dari sumber-sumber yang kredibel dan harus bisa lebih selektif dalam memilih dan memilah.

Selain itu, kita diharapkan untuk tidak menelan mentah-mentah sebuah informasi yang tersebar luas di media sosial. Pemilu semakin dekat sudah seharusnya kita menggunakan hak suara kita karena itu sangat berpengaruh dalam menentukan siapa pemimpin kita nantinya dan akan dibawa kemana bangsa Indonesia ini?[]