Entaskan Stunting, Bagi-Bagi Telur Hingga Gaet Orang Tua Asuh

Tak Berkategori350 Dilihat

INILAHONLINE.CON, BOGOR – Penanganan stunting melibatkan semua pihak. Tak hanya Pemkot Bogor, tapi juga TNI-Polri, pengusaha atau swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), media. Lantas bagaimana peran Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor sebagai garda terdepan penanganan stunting?

“Stunting masih jadi permasalahan yang belum tuntas di Kota Bogor. Data DPPKB menunjukkan masih ada lebih dari 2000 anak menyandang stunting. Atau rata-rata 15 anak per kelurahan,” ungkap Kepala DPPKB, Anas S Resmana

Menurutnya, penyeban stunting adalah minimnya pengetahuan orang tua mengenai asupan gizi untuk anak, kurangnya perhatian orang tua pada kesehatan, dan pola asuh anak. Kondisi seperti ini selanjutnya mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Penyandang stunting memiliki tinggi badan cenderung lebih pendek. Mereka juga cenderung memiliki sifat mengalah, kurang pandai berteman dan pucat,” ujarnya.

Selain itu, Anas mengatakan, penanggulangan stunting dilakukan dengan memperbaiki asupan nutrisi, pola asuh anak, dan konsisten atas pemenuhan hak dan layanan kesehatan yang memadai.

“Upaya tersebut saat ini sedang dalam ihtiar Pemkot Bogor melalui berbagai program. Untuk pemenuhan asupan DPPKB menggelar program Aparatur Sipil Negara Peduli Stunting dengan Telur (ASN Penting Lur),” tandasnya.

Anas juga menjelaskan, dalam program ini seluruh ASN menyumbangkan telur sebanyak 1,5 kilogram per bulan untuk keluarga yang putra- putrinya yang mengalami stunting. Berdasarkan pemetaan saat ini di Kota Bogor terdapat 1030 penyandang stunting sehingga setiap hari mereka akan mendapat 2 butir telur selama 6 bulan.

“Hal yang sama juga dilakukan pada 2000 anak rawan stunting. Mereka mendapat jatah 1 butir telur per hari selama 6 bulan,” tuturnya.

Sementara itu menurut Anas, untuk memenuhi 970 anak stunting dan 18000 anak resiko stunting lain kami akan mencari bantuan dari corporate social responsibility (CSR) perusahaan, asosiasi, maupun komunitas. Hingga saat ini kami sudah menampung 15 lembaga yang siap memenuhi kebutuhan itu.

“Program kedua ialah orang tua asuh. Setiap kepala dinas di lingkungan Pemkot Bogor menjadi orang tua asuh bagi anak stunting di dua kelurahan,” imbuhnya.

Anas juga menambahkan, mereka bertugas memfasilitasi administrasi kependudukan, memastikan keluarga tersebut mendapat fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan lingkungan, serta mencari orang tua asuh sasaran keluarga yang memiliki anak stunting.

“Misalnya membantu keluarga itu memeriksakan kesehatan rutin, mengingatkan untuk senantiasa melakukan penimbangan, memenuhi kelengkapan vaksinasi, memastikan ketersediaan air bersih, jambanisasi, ventilasi rumah dan pengelolaan sampah,” beber dia.

Lebih jauh Anas mengungkapkan, DPPKB Kota Bogor bakal meluncurkan program “Jalinan Warung Kasih”. Dimana pada program ini DPPKB akan menggandeng restoran dan hotel untuk menyumbang nasi bungkus dan susu untuk satu keluarga per hari di wilayah domisilinya.

“Melalui ketiga program itu kami berharap kepada jajarannya agar dapat mengentaskan stunting di Kota Bogor” harapnya.

Terkait soal pengentasan stunting ini, Anas menargetkan dalam beberapa bulan ke depan angka stunting Kota Bogor turun menjadi 10 persen bahkan 0 kasus, dan pihaknya dalam hal ini DPPKB yang dipimpinnya optimis bisa mencapai itu,” ucapnya.

“Karena sejauh ini terbukti sudah berhasil menurunkan sebanyak 360-an kasus dari 2363 menjadi 2001,” pungkasnya. (Advetorial)