Guna Penataan Kota Lama dan Mitigasi Bencana, Pemkot Semarang Kirim Dua Orang Ke Jepang

INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Untuk melakukan penataan kota supaya bisa lebih sempurna, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan mengirimkan dua orang perwakilan ke Jepang untuk belajar mitigasi kebencanaan dan penataan Kawasan Kota Lama. Dua perwakilan tersebut akan belajar di Negeri Sakura selama tiga minggu.

Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan hal itu berdasarkan petunjuk dari perwakilan Unesco yang datang ke Kota Semarang, beberapa waktu lalu.

”Unesco mendukung penataan dan pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang. Makanya mereka meminta agar kami mengirimkan dua orang untuk belajar ke Jepang,”kata Ita, sapaan Hevearita, Kamis (1/3/2018).

Menurutnya, dua orang tersebut akan dikirim ke Jepang seusai Lebaran mendatang. Nantinya, mereka akan dididik terkait mitigasi bencana dan penataan Kota Lama. Namun hingga kini pihaknya belum bisa memastikan kedua orang yang akan dikirim dari unsur Pemkot Semarang ada dari BPK2L.

”Pengiriman dua perwakilan ke Jepang tersebut juga dalam rangka persiapan Kota Lama Semarang, menuju kota warisan dunia (world haritage) pada 2020,”paparnya.

Ditanya kenapa ke Jepang, Ita mengaku kurang memahami karena hal itu yang meminta Unesco. Namun dirinya menilai Jepang adalah negara dengan resiko bencana tinggi di dunia.

”Jadi mungkin diminta mempelajari bagaimana agar bangunan kuat, penanganan saat terjadi bencana dan sebagainya. Namun saya hanya menduga, sebab itu yang menetapkan mereka (Unesco),”paparnya.

Ia menambahkan, terkait penataan Kota Lama dan persiapan menuju world haritage, pihaknya terus melakukan usaha dan terus berproses. Sampai saat ini, sejumlah perbaikan terus dilakukan.

”Perbaikan dan penataan terus dilakukan baik oleh kami atau dari Kementerian PUPR. Jadi sambil menunggu itu, semua berproses,”tambahnya.

Selain itu, lanjut dia, persiapan administrasi juga terus dilakukan. Meski begitu ia menargetkan, semua draf administrasi terkait Kota Lama sudah dapat terselesaikan maksimal pada September mendatang.

”Yang jelas diharapkan pada November 2018, draf tersebut bisa diserahkan ke Unesco,”tandasnya.(Suparman)