INILAHONLINE.COM, BREBES
Edukasi tentang pengenalan reptil serta teknik penangkapan ular, diberikan oleh Komunitas Pecinta Satwa Jatibarang Brebes (PSJB) kepada puluhan anggota Saka Wira Kartika (SWK) binaan Koramil 16 Larangan Kodim 0713 Brebes.
Pembina SWK, Serka Sugiyono, mengatakan bahwa dalam krida survival pembinaan SWK kali ini, juga diberikan tentang pertolongan pertama/penanganan gigitan ular di lapangan. Senin (2/12/2019).
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anggota SWK saat berada di alam. Orang biasa membunuh ular jika melihat, namun mereka diajarkan melestarikan reptil dengan menangkap jika diperlukan dan tanpa membunuhnya,” ucap Sugiyono.
Senada juga disampaikan Ketua PSJB Jatibarang, Juned, bahwa pengenalan reptil khususnya ciri-ciri utama ular berbisa, akan sangat penting jika para anggota pramuka tersebut menemui hewan melata itu di alam liar, menangani gigitannya serta cara evakuasi/menangkapnya jika diperlukan sehingga tidak membahayakan orang lainnya di sekitar hutan.
Juned juga memperagakan teknik menangkap ular dengan metode tali kolong dari media tali dan pipa PVC.
“Dengan alat bantu yang terbuat dari tali kolong yang dipasang di ujung pipa paralon, merupakan cara yang paling aman untuk menangkap ular berbisa,” ucapnya.
Ia menambahkan, teknik kolong juga bisa untuk menangkap reptil lainnya, namun tentu saja harus disesuaikan antara kekuatan alat dengan sasarannya. Mereka juga memperagakan tentang bagaimana menangkap ular secara manual dengan ranting pohon.
Komunitas PSJB juga membawa beberapa ular sanca, ular tidak berbisa lainnya yang telah jinak, dengan maksud agar para anggota SWK yang tadinya takut dengan ular menjadi tidak takut lagi menghadapinya. Beberapa ular berbisa, juga dibawa sebagai pengenalan.
Sementara, Aska, anggota PSJB Jatibarang, membeberkan secara singkat tentang ciri-ciri morfologi ular berbisa yang meliputi bentuk kepala segitiga/viper (kecuali cobra), memiliki taring menonjol, gerakan cenderung tenang/tidak terlalu agresif, tidak membelit karena memiliki bisa/racun, warnanya mencolok, terlihat seluruh badannya saat berenang di air, mata lonjong dengan pupil elips, terdapat satu baris sisik di ujung ekor.
Selain itu, terdapat lubang sensor berdarah panas yang terletak di antara mata dengan lubang hidung, bekas luka gigitannya halus dan berbentuk lengkung serta tidak langsung pergi jika telah mematuk karena menunggu korbannya mati. Ular berbisa akan lebih agresif saat mempertahankan sarang atau teritorinya jika diusik, makanannya hewan karnivora serta memakan ular lainnya bahkan satu spesiesnya sendiri.
“Di dunia, terdapat sekitar 200 jenis ular berbisa dari lebih dari 2.000 spesies ular. Untuk yang berbisa di sekitar lingkungan antara lain kobra/sendok, ular tanah, ular hijau, ular laut dan ular pohon, serta weling,” bebernya.
Menurutnya, untuk ular yang tak berbisa mempunyai ciri antara lain bentuk kepala kebanyakan lonjong telur, warna tidak mencolok sehingga tersamar dengan kondisi lingkungannya, mata dengan pupil bulat, memiliki dua baris sisik di ujung ekor dan bekas gigitan terlihat berderet dan tersusun rapi, dan ular biasanya langsung pergi melarikan diri setelah mematuk.
(Aan)