INILAHONLINE.COM, JAKARTA
Mantan Ketua Umum (Ketum) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) masa bhakti 2017- 2019 Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin menceritakan dan menjelaskan tentang asal usul organisasi kepemudaan anak kandung LVRI bernama Pemuda Panca Marga (PPM). Pasalnya, saat ini sejarah singkat kelahiran PPM perlu diluruskan terkait berbagai versi tentang asal usul PPM
“Sepuluh tahun setelah terbentuknya LVRI pasca tragaedi G.30.S/PKI, negara menghadapi krisis politik yang dapat membahayakan anak bangsa. Para Veteran Pejuang sangat menyadari hal itu dan segera memikirkan penyelamatan keluarga veteran, terutama putera-puterinya dari gangguan politik tersebut,” tutur Rais Abin melalui siaran persnya di Jakarta, Kamis (17/10)
Menurutnya, pada waktu itu atas pertimbangan situasi saat itu, maka direstuilah pembentukan organisasi yang diberi nama PPM dengan menggunakan Kode Etik Panca Marga sebagai pengikat mereka dengan para ayahandanya yang notabene adalah juga seorang veteran (Pejuang-Red).
“Alhamdulillah, stabilitas kembali dicapai berkat langkah- langkah serius pimpinan negara saat itu”, ungkap Rais Abin yang dikenal sebagai mantan Panglima UNEF (United Nations Emergency Force) di Timur Tengah.
Dikatakan Rais Abin, kegiatan PPM, terus berlanjut yang dititikberatkan pada bidang pendidikan dan peningkatan keterampilan tanpa gangguan apapun, di bidang politik. Bahkan di tahun 1978 pada Kongres IV LVRI ditegaskan lagi kedudukan PPM sebagai anak organisasi LVRI yang bernaung di bawah pembinaan ayahandanya.
“Kemudian perkembangan selanjutnya memperkuat kehadiran PPM dengan terlaksananya Mukernas I di Tahun 1983, yang mengokohkan ikatan eratnya dengan LVRI,” ujar prunawirawan TNI bintang tiga tersebut.
Lebih lanjut Rais Abin menceritakan, namun lambat laun, terutama mendekati era reformasi PPM statusnya sebagai organisasi kemasyarakatan mulai mengaburkan hubungan sejarahnya dengan LVRI, yang pada akhirnya menghasilkan keputusan Ketum LVRI untuk tidak mengakui posisi H. Lulung sebagai Ketua Umum PP PPM.
“Hal ini perlu dilakukan untuk menyadarkan para pengurus PPM dan seluruh anggotanya tentang kekecewaan para ayahanda terhadap anak-anaknya yang seolah-olah mengingkari sejarah,” tandasnya
Rais Abin juga menegaskan, bagi para anggota PPM tersedia hanya dua pilihan yakni, kembali kepada landasan sejarah lahirnya PPM yang seluruhnya dinaungi oleh LVRI dan mengacu kepada AD/ART ataukah menjadi ormas yang berdiri sendiri terlepas dari ikatannya dengan LVRI, dengan syarat tidak menggunakan Kode Etik Veteran yang bernama “Panca Marga”.
(Piyarso Hadi)