Magelang Gelar Festival Perahu Hias “Kali Elo 2019”

INILAHONLINE.COM, MAGELANG

Sedikitnya 20 perahu hias memeriahkan Festival Kali Elo 2019 Magelang, Jawa tengah. Para operator perahu peserta yang terdiri dari berbagai perahu hias dengan berbagai macam hiasan dengan ornamen berbentuk hewan dan ikan tersebut, menyusuri aliran Kali Elo yang membelah wilayah Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jumat kemarin.

Karnaval perahu hias dalam mengikuti Festival Kali Elo 2019 itu menempuh jarak sekitar 12.5 kilometer. Iring-iringan perahu hias yang melewati setiap kolong jembatan yang dilewatinya mendapat sambutan sangat antusias dari warga yang menyaksikan kegiatan festival perahu hias oleh Pemerintah Daerah setempat akan dijadikan sebagai kegiatan rutin tiap tahun di Kabupaten Magelang, Jawa tengah tersebut.

Penyelenggaraan Festival Kali Elo 2019 merupakan kerja bareng antara Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang dengan Paguyuban Operator Arung Jeram Magelang (POAJM).

Perahu karet yang biasa dipakai rafting itu, dihias dengan bentuk ikan, binatang yang hidup di Sungai Elo. Seperti wader, udang, ikan beong, biawak maupun ular. Bahkan ada yang menghias perahu karet dengan katak.

Mereka para pendayung perahupun memiliki ide dan keratif dengan memakai hiasan pakaian yang menarik dan unik. Jalur yang harus dilalui dan ditempuh oleh para peserta perahu hias ini mengambil start di Pare, menyusuri daerah Blondo dan finish di Mendut.

Dalam festival itu, selain disaksikan oleh warga masyarakat lokal juga disaksikan oleh masyarakat dari luar daerah Magelang, bahkan diantara kerumunan warga yang melihat festival lomba perahu hias tersebut ada turis dari mancanegara. Turis asing yang turut menyaksikan festival tersebut adalah warga negara Amerika bernama Mychael Clarson bersama istrinya Ayu Clarson dan anaknya, Keit Clarson.

“Mychael Clarson, merupakan orang pertama yang mengenalkan rafting di Sungai Elo pada tahun 1993. Ketika itu, dia datang dengan membawa perahu dari Amerika, kemudian mengajari beberapa guide di Borobudur untuk memandu rafting,” kata salah satu tim juri Festival Kali Elo 2019, Umar Chusaini.

Menurut Umar, Dia (Mychael), tahu kalau ini mau berkembang, bagus sungainya. Dia jatuh cinta sama Indonesia. Pada tahun 1993 mulai di sini dengan membawa perahu dari Amerika.

“Sungai Elo lebih gampang dan baik sekali dibanding sungai-sungai di dunia,” tutur Umar ditemani Mycahael yang datang menyaksikan Festival tersebut.

Ketua POAJM, Nuryana mengatakan, bahwa lomba perahu hias di Sungai Elo sudah diselenggarakan untuk kali kedua. Kemudian, berdasarkan evaluasi pihak panita penyelenggara, maka pengalaman di tahun pertama peneyelenggaraan 2098 lalu, ternyata melihat respon dari masyarakat, maka pihaknya berencana menjadikan kegiatan festival ini untuk digelar setiap tahunnya.

“Dari pengalaman tahun pertama, ini tahun yang kedua tahun 2019 ini, ternyata luar biasa antusias dari masyarakat yang ingin melihat, ingin menikmati seperti apa keratif dan hiasan-hiasan yang dibuat oleh semua operator yang mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.

Selain itu, Nuryana juga menambahkan, untuk tahun ini tema lomba perahu hias ini bertajuk Fauna Sungai Elo. Untuk itu, hiasannya berupa hewan yang berada di Sungai Elo. Lomba tersebut juga bermaksud sebagai promosi untuk rafting di Sungai Elo yang aman.

“Dampak dari lomba perahu hias ini di Kali Elo sudah bisa dibuktikan bahwa ternyata bearung jeram di Kali Elo tidak berbahaya. Ya tadinya, tidak berani, dengan adanya seperti ini menjadi lebih berani. Ini ada pakai hewan-hewan besar, ikan besar ada di atas kapal saja tetap aman, apalagi masyarakat yang belum menikmati mesti akan penasaran selalu datang di Sungai Elo,” imbuh Nuryana.

Sementara itu, Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengatakan, Festival Kali Elo dilaksanakan selama 3 hari. Diharapkan dengan festival ini untuk meningkatkan potensi yang ada di Kabupaten Magelang.

“Kali Elo merupakan salah satu sungai yang secara ekologis, secara ekonomi memberi manfaat yang besar. Kali ini mengangkat tema yang paling besar terkait Menyayangi Elo, Mencintai Elo. Harapannya dengan melestarikan sungainya itu, kita akan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya,” jelas Iwan.

(Susilo)