INILAHONLINE.COM, BANDUNG
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat memprakarsai sebuah forum diskusi akbar bertajuk “The Indonesian AIDS Conference (iAIDS) 2019”.
Kota Bandung menjadi tempat pertama konferensi yang mempertemukan stakeholders khususnya pemerintah daerah dalam menanggulangi HIV/AIDS.
Gelaran iAIDS 2019 ini dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Jabar Daud Achmad, di El Royale Hotel Jl. Merdeka No 2 Bandung, Jumat (29/11/19).
Tema yang diangkat pada gelaran perdana iAIDS 2019 ini adalah ‘Inovasi dan Kolaborasi: Peran Pemerintah Daerah dalam Mengakhiri Epidemi AIDS di Tahun 2030’.
Menurut Daud, guna mencapai target bebas AIDS pada 2030, diperlukan penerapan konsep pentahelix (pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, perusahaan swasta dan media) yang dianggap mampu mencapai target lebih cepat daripada hanya mengandalkan pihak pemerintah saja.
“Dibutuhkan kolaborasi seluruh pemerintah daerah serta pemangku kepentingan dan jejaring yang terintegrasi untuk melahirkan inovasi program yang baik, sebagai enabling factor untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM), pencapaian akses universal, dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030,” papar Daud.
“Pertemuan iAIDS 2019 ini akan membuka ruang bagi pemerintah daerah untuk berbagi pengetahuan dan pembelajaran dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, dan juga akan mampu mendorong lahirnya kemitraan strategis antara pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, perusahaan swasta dan media (pentahelix),” imbuhnya.
Secara khusus, konferensi ini akan membahas mengenai inovasi dan penguatan komitmen pencapaian strategi program 3 Zeroes (zero new hiv infection, zero aids-related death dan zero discrimination), penguatan kelembagaan KPA di provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia, serta terkait keberkelanjutan program HIV/AIDS, termasuk di dalamnya pemenuhan target sustainable development goals.
Daud berharap, iAIDS dapat menjadi titik awal gerakan penanggulangan AIDS di Indonesia, dan hasil kegiatan ini akan dapat ditindaklanjuti bersama guna mencapai target bebas AIDS di tahun 2030.
“Kami sangat mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk pencegahan dan penanggulangan AIDS di Indonesia. Kebijakan dari rekomendasi kegiatan ini akan terus kita sama-sama kawal untuk mengakhiri epidemi AIDS di tahun 2030 di Indonesia,” harap Daud.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, dari 34 provinsi dan 507 kabupaten/kota yang telah melaporkan kasus HIV dan AIDS secara reguler dan simultan setiap tahunnya, tercatat jumlah kasus infeksi HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (58.877), Jawa Timur (48.241), Jawa Barat (34.149), Papua (32.629) dan Jawa Tengah (27.629). Sedangkan kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua (22.538), Jawa Timur (19.829), Jawa Tengah (10.111), DKI Jakarta (9.932), Bali (7.990), dan Jawa Barat (6.749).
(Hilda)