Polda Jateng Gelar Doa Bersama untuk Negeri, Menjaga Kondusifitas Jelang Pelantikan Presiden RI

Berita, Jawa Tengah324 Dilihat

INILAHONLINE.COM, SEMARANG

Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI hasil pemilu 2019, Polda Jateng, Kodam IV/ Diponegoro dan Pemerintah Provinsi Jateng melaksanakan kegiatan doa bersama untuk negeri.

Menurut Kapolda Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, yang pertama mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Jateng atas penyelenggaraan pesta demokrasi yang sudah berjalan dengan damai, lancar dan sudah mendapatkan hasil yang kita ketahui hasilnya.

”Intinya sore hari ini kita akan berdoa bersama-sama seluruh warga Jateng di pimpin oleh Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan untuk memohon pada Allah SWT supaya diberi keamanan dan kedamaian bagi seluruh negeri,”paparnya di sela-sela acara doa bersama di lapangan Mapolda Jaeng, Jumat malam (18/10/2019).

Menurutnya, doa ini kita khususkan agar pelaksanaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden berjalan dengan lancar, sesuai dengan rencana, diberikan kemudahan dan penuh barokah Allah SWT.

“Sekaligus disini mendoakan semoga bapak Presiden dan Wakil Presiden dapat di berikan kesehatan, diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas-tugas yang sangat mulai dan tentunya tidak ringan ini serta diberikan petunjuk oleh Allah SWT untuk memimpin negeri ini, semakin damai, semakin aman dan semakin sejahtera,”tuturnya.

Acara doa bersama untuk negeri malam itu dihadiri oleh ratusan anggota Polri, TNI dan tokoh agama serta FKUB dari masing wilayah di Jawa Tengah.doa bersama diawali dengan sholat Maghrib berjamaah dan dilanjutkan oleh tausiah dari Habib Luthfi bin Yahya.

Sementara Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya, dalam tausiahnya berpesan kepada ummat dan segenap lapisan masyarakat yang hadir untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan agar negara tidak terpecah belah dan selalu mengingat jasa para pahlawan terdahulu.

“Jadi bukan sekedar ucapan matur nuwun dan terimakasih saja kepada para pendahulu tetapi mua’malahnya tidak memberi suri tauladan, tidak pernah memberikan suatu contoh pada generasi yang akan datang, sehingga apa yang telah di rasakan para pejuang dan para pendahulu banyak yang mengecewakan. Apakah itu sebagai ungkapan terima kasih kepada kami, yang sudah di alam baka masing masing hanya bisa menatap dan mengucurkan air mata tapi ada kalanya ada yang bikin gembira di dalam dadaku karena aku melihat bangsaku di dalam satu wadah satu Indonesia satu merah putuh yang tidak bisa di goyahkan.” pungkas Habib Luthfi.

(Suparman)

banner 521x10

Komentar