InilahOnline.com (Kota Bogor) – Puluhan orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Bogor, melakukan aksi demo mengkritik terkait dengan Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PDPPJ) Kota Bogor, mendatangi Balaikota Bogor, Jalan Ir. Haji Djuanda No.10, Pabaton, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Selasa (15/8/2017).
Saat aksi demo tersebut, terlihat sejumlah orang bertato dengan menggunakan anting lubang tindikan besar berada di barisan para pendemo, mereka menyikapi kondisi manajemen PDJT yang belum menunjukan kemajuan.
Kordinator aksi, Dian Sofiansyah, mengatakan aksi demo dilakukan terkait manajemen PDPPJ yang saat ini sudah kronis mengalami kerugian. Jadi harus ada rekontruksi kembali untuk menyelamatkan aset yang ada di PDPPJ, karena sudah mengalami kerugian.
Persoalan menyangkut Pasar Tradisional di Kota Bogor semakin hari semakin semrawut. Pembeli mengeluh dengan dengan kumuhnya pasar, pedagang kian menjerit dengan biaya service change yang naik hampir 100 persen dan kayawan yang terancam terkena rasionalisasi (PHK) karena kerugian yang diderita PDPPJ selama priode kepemimpinan Direksi Andri Latif Asikin, Syuhaeri dan Deni Harumantaka.
“Lemahnya kepemimpinan dan suburnya KKN pada manajemen PDPPJ tampak nyata dan dapat dilihat seperti, pemekaran struktur dengan asal-asalan tanpa tujuan dan target yang jelas, sehingga hanya membebani perusahaan dan berbau KKN didalam pemilihan personilnya dan mengakibatkan terlampauinya batas biaya maksimal perusahaan,” paparnya.
Pemanfaatan dana representatif Direksi juga, sambung Dian, tidak jelas pemakaian dan pertanggung jawabannya. Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) yang diperuntukan untuk investasi sesuai pengajuan kepada Pemerintah Kota yang sudah disetujui oleh DPRD pada tahun anggaran 2014 belum semua terlaksanakan.
“Direksi sendiri terindikasi hanya memperkaya diri sendiri dan membebani perusahaan membayar premi asuransi senilai Rp 300 juta, permainan proyek serta berbagai program yang tidak jelas pemanfaatannya dan membangun hegemoni bersama badan pengawas dan kroninya untuk mengamankan kekuasaannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dian menambahkan, adapun tuntutan yang diberikan diantaranya, menuntut transparansi PD. PPJ terkait kerugian, penyalahgunaan dana PMP serta laporan pemanfaatan dana representatif, menolak kenaikan tarif hinggal 100 persen secara sepihak, mendesak penegak hukum memeriksa Direksi PD. PPJ atas dugaan penyalahgunaan dana PMP, dana representatif, memanipulasi atau mark up biaya program-program serta permainan proyek.
“Walikota Bogor, Bima Arya harus segera mengambil tindakan untuk memberhentikan Direksi PDPPJ karena pelanggaran-pelanggaran serta merugikan perusahaan milik Daerah, sekaligus mengganti seluruh badan pengawas karena tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana fungsinya,” tegasnya.
Sementara, aksi demo berlangsung kondusif dalam pengawalan anggota Satpol PP dan petugas Kepolisian. Sejumlah tokoh pedagang juga terlihat dalam aksi demo tersebut, diantaranya H. Abas dan Amar Nasution tokoh senior di Pasar Bogor.
Salah satu peserta aksi, Syamsul Anam menuturkan, permasalahan di PDPPJ sudah sangat kronis dan dibutuhkan penanganan langsung dari Walikota. Ketika ditanyakan adanya pria-pria bertato ikut dalam aksi tersebut, Syamsul Anam mengatakan, massa aksi demo ini berasal dari mahasiswa, pedagang dan masyarakat umum.
“Mereka ada yang berasal dari mahasiswa, pedagang dan masyarakat. Aksi demo ini dilakukan dengan sejumlah tuntutan, salah satunya agar seluruh direksi dan badan pengawas PDPPJ si copot dari jabatannya,” katanya. (Nicko)
Komentar