InilahOnline.com (Jakarta) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merealisasikan kerja sama dengan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), untuk memberikan fasilitas layanan perbankan dan pelatihan kewirausahaan bagi karyawan RNI.
Realisasi kerja sama itu, ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT RNI dengan PT BTPN, yang dilaksanakan di Gedung RNI, Jakarta, Selasa (19/12). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT RNI. Didik Prasetyo bersama Direktur Utama BTN Jerry Ng.
Dirut RNI Didik Prasetyo mengatakan kerja sama ini dapat meningkatkan kemandirian karyawan, khususnya karyawan yang sebentar lagi akan memasuki fase purnakarya. Meski mereka telah pensiun, namun manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan karyawan tetap memperoleh kesejahteraan dan mendapat penghidupan yang baik.
”Menjadi wirausahawan merupakan salah satu pilihan yang tepat dan bijak, karena selain bisa mendapatkan income juga memberi manfaat dengan menyerap teaga kerja,”ujarnya.
Menurutnya, saat ini karyawan kurang tersentuh program-program pelatihan, yang bertujuan untuk pemberdayaan dan meningkatkan kemandirian di kemudian hari.
”Pelatihan kewirausahaan dan berbagai program layanan perbankan disiapkan BTPN, yang diharapkan mampu menjadi solusi dan memberikan nilai tambahan bagi karyawan RNI,”ujarnya.
RNI, lanjutnya, sangat mendukung berbagai program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan karyawan, sehingga perusahan merangkul BTPN sebagai pelaku perbankan yang fokus pada pemberdayaan dan kewirausahaan agar ke depannya para karyawan dapat mandiri khususnya ketika telah pensiun nanti.
”Selain itu, hal ini juga dalam rangka mendukung program Pemerintah mencetak wirausahawan-wirausahawan baru,”tuturnya.
Ia mengatakan, untuk memastikan program pemberdayaan berjalan dengan baik dan bersifat berkelanjutan, kerja sama itu juga menyentuh pada pemberian fasilitas layanan perbankan seperti layanan simpan pinjam, kredit multiguna, kredit bagi karyawan aktif, kredit pensiun, deposito, serta produk investasi.
Seperti diketahui, saat ini Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah menggulirkan program kewirausahaan nasional bertajuk “Wirausaha Pemula”. Melalui program yang bertujuan mendorong masyarakat menjadi wirausahawan dan ditargetkan lahir sekitar 10.000 wirausaha pemula.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ratio wirausaha Indonesia pada 2016 sudah naik menjadi 3,1% dari rasio 2013/2014 lalu yang masih berada di angka 1,67%. Dengan jumlah penduduk 252 juta jiwa, jumlah wirausaha non pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang atau sebanyak 3,1%.
Dengan demikian, menurutnya, tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui 2% dari populasi penduduk, sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera.
”Jadi rasio wirausaha sebesar 3,1% itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dengan capaian rasio 5%, China 10%, Singapura 7%, Jepang 11% maupun AS 12%,”katanya.(Suparman)