Sering Alami Krisis Air, Global Wakaf-ACT DIY & FEB UGM Resmikan Sumur Wakaf di Dusun Nologaten

INILAHONLINE.COM, GUNUNGKIDUL — Sebagai upaya memutus krisis air bersih, Program pembangunan sumur wakaf terus digalakkan oleh Aksi Cepat Tanggap DIY. Kali ini sumur wakaf ke 48 telah diresmikan yang terletak di Dusun Nologoten, Desa Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul, Selasa (15/3).

Hadirnya sumur wakaf bagi warga Nologoten adalah hasil kolaborasi bersama Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Gumilang Aryo Sahadewo, selaku Wakil Dekan 3 FEB UGM, dalam sambutannya menyatakan sebuah program pembangunan yang utama adalah aspek membangun manusianya. Keberadaan sumur wakaf diharapkan dapat mengatasi masalah ketersediaan air dan sanitasi yang layak di Gunungkidul, hal ini erat kaitannya dengan permasalahan stunting yang masih menyisakan banyak PR untuk diselesaikan.

“Salah satu tantangan stunting adalah ketersediaan air, terutama air yang bersih, yang kemudian bisa dimanfaatkan secara terus menerus untuk kita sehari-hari untuk kebutuhan anak,” jelas Gumilang.

Sementara itu, Kepala Cabang ACT DIY, Nasrudin turut mempertegas tujuan utama program sumur wakaf. Ia mengatakan bahwa program ini merupakan sebuah tiang pancang bagi program-program kemanusiaan disekitarnya, hingga akhirnya nanti terbentuk desa wakaf.

“Kita di Global Wakaf ACT tidak hanya membangun sumur wakaf, tetapi menjaga, merawat dan meluaskan kebermanfaatannya untuk memastikan amanah wakaf ini terus mengalir”, ungkap Nasrudin.

Menyambut peresmian ini, Kepala Dusun Nologoten, Hardi menyatakan bahwa permasalahan ketersediaan air telah teratasi semenjak sumur wakaf ini beroperasi. Sumur wakaf ini memiliki kedalaman 100 meter, dengan kelengkapan infrastruktur seperti menara setinggi 7 meter dan toren penampung air dengan kapasitas 5.000 liter.

“Alhamdulillah Sumur ini kini telah mengaliri lebih dari 60 rumah dan akan terus bertambah kedepannya, bahkan bisa berkembang hingga dusun-dusun lain,”ungkap Hardi.

Sebelumnya warga Dusun Nologaten harus mengambil air di sungai yang keruh atau harus menempuh sejauh 3 kilometer untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Gumilang berharap kebermanfaatan sumur wakaf ini dapat terus mengalir dengan deras, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun juga dikembangkan kebermanfaatan lainnya.

“Harapannya bisa membantu untuk membangun kesehatan dan juga untuk kebutuhan kesehatan anak-anak kita semua. Air besih yang tersedia selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk misalnya membantu usaha ibu dan bapak sekalian. Seperti menjalankan usaha UMKM yang itu membutuhkan pasokan air,” tambah Gumilang.(CJ/Alfian – ACT DIY)