Sertu Sulis Kurniawan, Babinsa Supel Yang Disayang Warga Brebes

Berita, Featured, Hankam, Pantura1108 Dilihat

INILAHONLINE.COM, BREBES — Ialah Sertu Sulis Kurniawan, Babinsa Koramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes, adalah sosok yang sangat dekat dengan masyarakat desa binaannya saat ini, yaitu Desa Randusanga Wetan dan Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ia juga adalah Babinsa yang terus menjalin sinergi dengan Bhabinkamtibmas, perangkat desa, serta dengan masyarakat dalam menjaga wilayah teritorial tetap aman dan kondusif, penanganan bencana alam, menggerakkan organisasi di masyarakat, serta mensukseskan penanggulangan pandemi covid-19 bersama unsur terkait lainnya.

Sikap kepeduliannya kepada masyarakat binaan menjadikannya sebagai sosok yang komplit sebagai Babinsa.

Sebagai bukti, dirinya pernah dua kali menjadi Babinsa terbaik/teladan di jajaran Kodim Brebes pada tahun 2016 dan 2017, dimana penghargaan itu diberikan langsung oleh Pangdam IV Diponegoro kala itu, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, sekarang purnawirawan TNI AD berpangkat Letnan Jenderal dengan jabatan terakhir sebagai Wakasad (2017—2020).

Penghargaan itu berkat penguasaan wilayah teritorial desa binaannya kala itu, Desa/Kecamatan Banjarharjo saat berdinas di Koramil 14 Banjarharjo sejak tahun 2015 sampai 2019.

Dandim Brebes Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan membenarkan bahwa babinsanya itu memang sangat menguasai 5 kemampuan teritorial yaitu Temu Cepat dan Lapor Cepat, Manajemen Teritorial, Penguasaan Wilayah baik geografi maupun demografi, Pembinaan Perlawanan Rakyat, dan kemampuan Komunikasi Sosial (komsos). Rabu (1/12/2021).

Pun di dunia pendidikan, saat menjadi Babinsa Banjarharjo ia adalah Pamong Pramuka Saka Wira Kartika, dan juga pembina karang taruna, anggota Linmas, Pemuda Pancasila, serta komunitas motor RX King (Kober) Banjarharjo.

Wajar jika ia benar-benar dikenal warga desa binaannya baik anak-anak, pemuda, hingga tua.

Di Desa Banjarharjo juga, bapak empat anak ini mengadopsi anak perempuan yatim, Klaudia Sinta Bela (9), anak kelas 3 SD yang bapaknya meninggal dunia dan ibunya hanya bekerja sebagai buruh tani Perhutani. Kini, anak kelima Sertu Sulis ini sudah berumur 13 tahun dan bersekolah di SMPN 1 Brebes.

Selain itu, keluarga besar sersan tersebut juga mengangkat dua orang anak asuh, yakni Safa Ayu Dini (12) SLTPN 1 Brebes, anak seorang tukang rosok asal Kelurahan Gandasuli, dan juga Jihan Affiyah (13) SLTPN 1 Brebes, anak warga kurang mampu dari Desa Wangandalem.

Sementara itu, Sis Dwi Yulianti (34) yang merupakan istri dari Sertu Sulis, sangat mendukung apa yang dilakukan suaminya itu. Ia yakin sekali bahwa Tuhan YME pasti memberikan rezeki yang lebih untuk merawat dan membiayai sekolah anak angkatnya itu, maupun membiayai sekolah kedua anak asuhnya tersebut.

Warga, Anak-anak Pramuka SWK, dan pihak Desa Banjarharjo Kehilangan.

Kades Banjarharjo, Sutriono, Amd, bersama beberapa kades tetangga juga menggelar acara perpisahan dengan sang Babinsa, yaitu di Rumah Makan Pujasera, Banjarharjo pada awal Januari 2020 (5/1).

Sutriono menyatakan bahwa acara tersebut sebagai bentuk terima kasih dari Pemdes dan warga Banjarharjo atas dedikasi dan pengabdiannya selama membina Desa Banjarharjo dan sekitarnya.

Pun dengan anak-anak Pramuka Saka Wira Kartika Koramil 14 Banjarharjo, seminggu sebelumnya (31/12), mereka juga melepas kepindahan pamong mereka tersebut ke Makodim Brebes, dengan memberikan cinderamata.

Babinsa Randusanga Wetan dan Desa Randusanga Kulon.

Saat ini Sertu Sulis berdinas di Koramil 01 Brebes sejak tahun 2020-sekarang. Dan membina dua desa, Desa Randusanga Wetan dan Desa Randusanga Kulon.

Di kedua desa ini, dirinya aktif membina karang taruna, termasuk mitra Pokdarwis Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah (Parin) Brebes yang terletak di Desa Randusanga Kulon.

Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah Langganan Rob.

Babinsa yang satu ini selalu berusaha hadir ke tengah-tengah warga desa binaannya terutama saat banjir rob sedang melanda wilayah pesisir Parin.

Tampak tertangkap kamera (30/11/2021), adalah salah satu sikap kepeduliannya saat membantu warga melintasi genangan air dan membantu memasang penghalang agar air rob tidak terlalu deras masuk ke dalam rumah warga, karena saat itu genangan air setinggi 30-50 centimeter dan berdampak di RW. 01 (RT. 01-06) dan RW. 02 (RT. 01-07) Desa Randusanga Kulon, serta RW. 03 (RT. 01) Desa Randusanga Wetan.

Ia juga tak segan-segan membantu mengevakuasi barang-barang perabotan milik warga, termasuk berkoordinasi dengan pihak terkait maupun pihak lainnya guna mendatangkan bantuan kemanusiaan untuk meringankan beban hidup warganya saat rob langganan terjadi.

Sulis berharap Pemkab Brebes mempercepat pembangunan tanggul penahan atau pemecah ombak, dimana pembangunannya telah direncanakan tahun lalu dengan nilai sebesar Rp. 500 milyar. Dana tersebut juga termasuk untuk peninggian badan jalan beberapa desa di lima kecamatan yang menjadi langganan rob, yakni Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan juga Brebes.

Kemudian disampaikan Erni (56), salah satu warga Randusanga Kulon yang berjualan di pintu gerbang OW Parin, bahwa Sertu Sulis adalah sosok yang ramah dan ringan tangan membantu warga.

“Waktu banjir saya diberi bantuan dan juga motivasi agar sabar serta terus berusaha demi anak-anak. Terima kasih Pak Babinsa,” ujarnya.

Erni juga berharap agar pemerintah cepat merealisasikan tanggul penahan dan pemecah ombak sehingga bencana rob tidak berkepanjangan, karena sebagian besar mata pencaharian warga di kedua desa tersebut adalah menjadi petani tambah dan berjualan di obyek wisata tersebut.

Ia juga ikut merasa senang bahwa hari ini (1/12/2021), ada 10 orang putus sekolah yang merupakan anak tetangganya, menerima bantuan sehingga mereka kembali bersekolah. Bantuan itu diberikan melalui Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Brebes.

Perlu diketahui, banjir rob yang terjadi di wilayah itu terjadi setiap tahun antara bulan Mei-Juni, serta pada saat musim penghujan. Tambak-tambak milik petani (udang, bandeng, dan rumput laut), juga banyak yang sudah menjadi rawa (kurang lebih 50 hektar) akibat dampak abrasi rob.

Kepala Desa Randusanga Wetan, Swi Agung Kabiantara mengungkapkan, abrasi di wilayahnya itu tergolong sangat cepat, bahkan setiap tahunnya mengikis daratan di bibir pantai sepanjang kurang lebih 30 meter, sehingga warga khawatir lambat laun abrasi ini bisa sampai ke permukiman.

Rob akan menjadi lebih parah jika terjadi pasang laut, sedangkan debit air di Sungai Sigeleng yang mengarah ke muara Pantai Randusanga sedang melimpah akibat di hulu diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi. Sehingga selain pemukiman, jalan menuju OW Parin yang berada di sisi Sungai Sigeleng, juga sudah terbiasa terendam air sehingga melumpuhkan perekonomian warga di sektor pariwisata. (Aan)

banner 521x10

Komentar