INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Ketua Forum Rektor Indonesia Prof Dr Yos Johan Utama menurut rencana dalam waktu dekat ini, akan mengundang dan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia, melalui forum yang sekarang ini sedang dipimpinnya.
”Pertemuan ini untuk mengajak diskusi secara bersama-sama untuk bisa menyelesaikan masalah bangsa. Bukan lantaran kampus sekarang ini dianggap dimasuki paham radikalisme, seperti dilansir oleh BNPT terhadap 7 perguruan tinggi negeri,”kata Rektor Undip di Semarang, Jumat (1/6/2018).
Menurutnya, dengan menggelar pertemuan ini diharapkan bisa memberikan pencerahan serta memiliki harapan besar terhadap upaya atau langkah sapa saja, yang bisa dilakukan secara bersama-sama agar paham radikalisme tidak semakin menggerogoti masuk keperguruan tinggi.
”Saya berharap dengan penyelenggaraan diskusi FPR, bisa menghasilkan keputusan dan pencerahan terbaik bagi kita,”paparnya.
Dengan data yang dipaparkan oleh BNPT tersebut, pihaknya mengaku cukup prihatin karena dari pernyataan itu, hampir seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) sudah terpapar paham radikalisme. Meaki hingga sekarang ini belum memperoleh surat resmi dari BNPT soal terkait radikalisme di kampus.
”Jadi apa yang disampaikan oleh BNPT terhadap perguruan tinggi negeri itu, hingga kini belum mendapatkan datanya,”ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya bersama para pimpinan Univesitas lainnya inginb mengetahui data dari BNPT tersebut, bagaimana bisa tahu secara pasti siapa orangnya dan bagaimana cara-cara terduga itu, dalam menggerakkan atau menyusupkan paham radikalisme ke kampus.
”Seharusnya BNPT dapat memberikan guider kepada seluruh rektor perguruan tinggi, baik itu negeri maupun swasta di Indonesia agar para rektor pun dapat bergerak dalam memberikan kebaikan negara. Jika kegiatan FPR bisa terealisasi, kami akan mengundang BNPT RI tersebut,”paparnya.
Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Dr Fathur Rokhman mengatakan,jika pernyataan BNPT benar adanya paham radikalisme masuk kampus, berarti itu sebagai tanda peringatan yang harus ditangkal.
”Jadi dengan temuan BNPT RI itu, mengingatkan apabila ancaman radikalisme di perguruan tinggi ada dalam bentuk potensi. Oleh karena itu, BNPT mengajak para civitas akademika diperguruan tinggi semakin waspada dan hati-hati,”katanya.
Ia mengkau, pihaknya tidak bisa menampik jika ada perguruan tinggi dimana mahasiswa dan dosennya cenderung mempunyai pandangan radikal, tetapi tidak bisa digeneralisasikan.
”Kami yakin tidak sedikit perguruan tinggi yang masih bersih serta kondusif, sehingga paham radikalisme itu susah masuk,”tandasnya.(Suparman)