InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Banyaknya berita hoaks yang bermunculan belakangan ini, setidaknya ada cara atau langkah untuk menangkal berita hoaks, tetapi yang paling efektif adalah dengan “tabayyun”.
”Tabayyun itu adalah mencari kejelasan tentang sesuatu yang masih samar-samar, hingga jelas dan benar keadaannya. Apalagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengajak untuk selalu tabayyun,” kata Dr Sunarto pakar ilmu komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin (6/11/2017).
Menurut dia, keberadaan berita hoaks atau tidak untuk membedakan informasi tersebut memang tidak mudah, tetapi sebenarnya bisa dilakukan dengan mengecek sumbernya apakah memang bisa dipertanggungjawabkan.
”Kalau bisa dipertanggungjawabkan dan jelas sumbernya, berarti berita itu tidak hoaks. Sebaliknya, jika tidak bisa dipertanggungjawabkan itu namanya hoals,”katanya.
Menurut dia, masyarakat jangan mudah percaya ketika mendengar atau mendapatkan informasi sebelum melakukan ”tabayyun”, sehingga setidaknya bisa mengantisipasi atau menangkal kian maraknya berita hoaks.
“Kalau di praktik jurnalistik, cek dan ricek harus dilakukan. Ya, masyarakat awam pun bisa mengecek, dari mana sumbernya, bisa dipertanggungjawabkan atau tidak,” kata Dekan FISIP Undip tersebut.
Namun demikian, lanjut dia, untuk menangkal maraknya berita hoaks itu, pemerintah sebenarnya juga sudah berencana untuk membeli peralatan yang bisa mengecek informasi sebagai hoaks atau bukan, yang akan digunakan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
”Sebenarnya masyarakat bisa membantu mengantisipasi dan menangkal maraknya berita hoaks, dengan kesadaran untuk selalu melakukan “tabayyun” ketika mendengar atau mendapatkan informasi.”ujarnya.
Seiring dengan munculnya berita hoaks itu, FISIP Undip akan menggelar ”Anugerah Karya Jurnalistik” untuk mengapresiasi dan memberikan penghargaan terhadap kinerja profesional kalangan insan pers.
“Insan pers, baik dari media cetak, elektronik, televisi, maupun media `online` adalah mitra strategis untuk tumbuh dan berkembang, termasuk bagi Undip dan khususnya FISIP Undip,” katanya.
Selain itu, kata Sunarto, akan diadakan pula ”FISIP Undip Journalist Writing Contest 2017” yang merupakan semacam lomba karya tulis mengenai prestasi insan akademik perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya FISIP Undip.
”Sejalan dengan visi Undip `go international`, FISIP Undip pun bersiap `go international`. Berbagai prestasi telah dicapai oleh civitas akademika, baik di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Dari Undip, kata dia, menargetkan prestasi dan capaian setiap fakultas, seperti FISIP Undip yang ditarget satu prestasi internasional, lima prestasi nasional, dan 19 publikasi internasional.
“Dari prestasi internasional, tahun ini ada dua kejuaraan, yakni Dewi Nur Cahyaningsih sebagai juara I ASEAN Startup Accelerator 2nd Class 2017 di Singapura, kemudian Edge Hackaton Singapore 2017,” katanya.
Mengenai publikasi internasional, Sunarto menyebutkan, sekarang ini sudah ada 17 publikasi internasional dari 19 jurnal ilmiah yang ditargetkan sehingga optimistis tahun ini tercapai.
”Jadi tetap optimis FISIP Undip, bisa mencapai jumlah jurnal internasional yang ditargetlkan,”ujarnya.(Suparman)