INILAHONLINE.COM, PURBALINGGA
Wayang Suket, kesenian tradisional khas Purbalingga, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tingkat Nasional oleh pemerintah pusat, Kamis (8/10/2020). Dengan begitu, pemerintah bersama masyarakat Purbalingga berkewajiban untuk menjaga wayang suket agar tetap hidup di tengah peradaban yang semakin maju.
“Tugas kami dari Dindikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Purbalingga, pemilik wayang suket dan juga dinas terkait wajib melestarikan dan perlu adanya pengembangan agar wayang suket jangan sampai punah atau mati,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Rien Anggraeni, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (9/10/2020).
Rien menjelaskan, apabila wayang suket sampai punah atau hilang maka status Wayang Suket sebagai WBTB akan dicabut oleh pemerintah. Karenanya, para pewaris wayang suket diminta untuk terus menjaganya.
“Salah satu caranya dengan cara mendirikan sanggar belajar wayang suket di desanya, Desa Wlahar terutama untuk masyarakat sekitar agar semakin banyak orang yang bisa membuat wayang suket,” ujarnya.
Ia menerangkan selain Wayang Suket, Pemkab Purbalingga juga mengajukan dua kuliner khas Purbalingga untuk bisa ditetapkan sebagai WBTB tingkat nasional, yakni nopia dan soto kriyik. Namun, kedua jenis makanan tersebut belum lolos seleksi karena masih ada kekurangan terkait dengan makna budayanya.
Dijelaskan, ada persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa ditetapkan sebagai WBTB tingkat nasional, yakni minimal berusia 50 tahun, sudah mengalami regenerasi minimal dua generasi, dan menjadi ciri khas wilayah. Usulan WBTB yang tidak lolos tahun ini bisa didaftarkan kembali tahun depan.
Untuk itu, imbuh Rien, tahun 2021 Pemkab Purbalingga akan kembali mengajukan nopia dan soto kriyik sebagai WBTB. Selain itu, ada pula Seni Krumpyung yang juga akan diajukan sebagai WBTB di tahun mendatang.
“Saat ini Seni Krumpyung ini masih ada dan dimainkan di Desa Langgar Kecamatan Kejobong, kemudian Desa Tajug dan Desa Rajawana Kecamatan Karangmoncol,” tuturnya.
Dihubungi secara terpisah, Badriyanto selaku pengrajin wayang suket Purbalingga merasa senang atas penetapan wayang suket Purbalingga sebagai WBTB Tingkat Nasional Tahun 2020. Ini juga menjadi tugas baginya untuk melatih para pengrajin di wilayah Purbalingga menjadi pengrajin wayang suket.
“Saya berencana untuk membuat sanggar belajar khusus wayang suket agar teknik pembuatannya tidak hanya berhenti sampai di saya saja,” ujar Badri.
Dituturkan, Wayang Suket Purbalingga pertama kali dibuat oleh moyangnya, Mbah Gepuk pada 1905, lalu diwariskan secara turun-temurun. Sejak kecil Badriyanto sudah belajar membuat wayang suket. Seperti namanya, wayang suket terbuat dari suket atau rumput dengan jenis rumput kasuran. Rumput ini dipilih karena memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah dan mudah dianyam.(Haru CA)