INILAHONLINE.COM, MAGELANG
Pada musim kenarau tahun 2019 ini, di Wilayah Kabupaten Magelang, ada tiga dari 21 kecamatan yang rawan kekurangan air hersih, yakni Kecamatan Borobudur, Salaman dan Tempuran. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, telah menyiapkan sebanyak 600 tanki bantuan air bersih untuk warga yang mengalami kekeringan, terutama warga yang berada di lereng bukit Menoreh.
“Tiga kecamatan yang rawan kekeringan, adalah Kecanatan Borobudur, Salaman dan Tempuran. Kami sudah menyiapkan 600 tanki yang setiap tankinya berisi 5000 liter air. Droping air bersih siap dilakukan, setelah ada permintaan warga,” kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Edi Susanto, Senin (29/7/2019).
Menurut Edi, dari hasil breakdown pada tahun 2018 kemarin, BPBD Kabupaten Magelang sendiri telah menggelontorkan bantuan sebanyak 300 tanki air bersih. Kendati demikian, pada tahun 2019 ini terjadi penambahan hingga mencapai 600 tanki. Menurutnya, penambahan bantuan tersebut bukan karena tanpa sebab melainkan diperkirakan akan terjadi kemarau panjang.
Di Kabupaten Magelang, ada beberapa kecamatan yang perlu diantisipasi pada musim kemarau tahun 2019 ini, manakala terjadi kekeringan, antara lain, Kecamatan Borobudur, Salaman, dan Tempuran. “Tapi hingga saat ini kita sendiri belum mendapatkan laporan atau permintaan droping air bersih,” katanya.
Informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), untuk wilayah Jawa Tengah sendiri diperkirakan akan mengalami kemarau dari bulan Mei sampai dengan bulan September 2019. Wilayah Kabupaten Magelang, habya tiga kecamatan yang setiap tahun mengalami kekeribgan, terutama di kawadan leteng bukit Menoreh.
Sedangkan secara seporadis, untuk wilayah Magelang sendiri akan terjadi kemarau mulai bulan Juni. “Kita akan merasakan musim kemarau paling lama sekiar 9 sampai 15 pekan (3 bulan), tapi faktanya hingga saat ini belum ada laporan dari masyarakat terkait kekeringan,” ujar Edi.
Diketahui, saat ini pihak BPBD Kabupaten Magelang sendiri sudah turun ke lapangan untuk melakukan pendataan. Pihaknya juga tengah memikirkan solusi jangka panjang apabila benar-benar terjadi kemarau panjang. “Seperti pembuatan sumur dan pipanisasi. Kita juga sedang berkoordinasi dengan SKPD terkait lainnya,” ungkapnya.
Terjadinya kekeringan yang berkepanjangan yang semakin meluas di Kabupaten Magelang, juga perlu pencermatan secara khusus. “Fenomena seperti inilah yang akhirnya timbul pertanyaan bagi kita, apakah memang tata guna lahan kita ini sudah mulai berdampak pada hilangnya sumber mata air. Maka kita harus benar-benar mencermati, tentunya juga melibatkan dinas-dinas terkait salah satunya dinas lingkungan hidup,” jelas Edi.
(Ali Subchi)