Ekonomi Kreatif Jadi Fokus Utama di Unjuk Kabisa Mojang Jajaka 2019

INILAHONLINE.COM, BOGOR

Semi Final Pasanggiri Mojang Jajaka (Moka) Tingkat Kota Bogor 2019 diisi dengan kegiatan Unjuk Kabisa dari 30 peserta Moka yang terdiri dari 15 Mojang dan 15 Jajaka Asli Kota Bogor.

Sebelum ke lokasi acara Unjuk Kabisa di Bogor Trade Mall (BTM), para moka dikumpulkan terlebih dahulu di Plaza Balai Kota Bogor, Senin (24/6/2019) untuk mendapatkan arahan dari Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Setelah itu, mereka beranjak ke BTM menggunakan Delman hias yang sudah disiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.

“Jadi hari ini mereka Unjuk Kabisa. Tahun ini Unjuk Kabisa Moka bukan hanya sekedar kreatif tapi harus mengandung unsur ekonomi kreatif,” ujar Kepala Disparbud Kota Bogor, Shahlan Rasyidi.

Shahlan mengatakan, unsur keterampilan ekonomi kreatif selain menjadi tema juga bertujuan agar kelak para Moka ini bisa menyalurkan keahliannya dalam pembangunan ekonomi di Kota Bogor. Meski begitu kreativitas atau bakat lainnya tetap bisa ditampilkan pada Unjuk Kabisa.

“Kalau ekonomi kreatif kan misalnya itu kemampuan membuat film, animasi atau kerajinan tangan. Kalau kreativitas lain bisa juga seperti menari, jaipongan, bela diri silat, bermain gitar atau angklung, asal jangan dance modern karena Moka lebih fokus pada Kebudayaan Jawa Barat,” terangnya.

Shahlan menuturkan, Unjuk Kabisa ini sekaligus jadi ajang seleksi Moka. Pasalnya hanya 14 peserta Moka yang bisa lolos atau 7 Mojang dan 7 Jajaka. 14 peserta tersebut lah yang akan masuk ke final pada Rabu (26/06) mendatang di Gedung Kemuning Gading, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor.

“Ada beberapa kategori juara. Tentunya ada juara satu, dua, tiga dan harapan. Bagi Mojang dan Jajaka yang juara satu hadiahnya satu unit motor persembahan dari BTM selaku sponsor utama,” imbuhnya.

Tah hanya hadiah, lanjut Shahlan, peserta juara pertama akan menjadi perwakilan Kota Bogor di Moka tingkat Provinsi Jawa Barat. Tak ayal, pihaknya akan memilih peserta yang memiliki nilai terbaik. Seperti kemampuan bahasa sunda, minimal pendidikan D3, tinggi badan, cara berbicara dan tentunya etika.

“Alhamdulillah selama ini sudah banyak Moka yang jadi juara di tingkat Provinsi,” katanya.

(ian Lukito)

banner 521x10

Komentar