INILAHONLINE.COM, BOGOR – Puluhan peserta Knowledge Management Forum (KMF) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2018 diajak Wali Kota Bogor Bima Arya berjalan kaki menelusuri pedestrian seputaran Kebun Raya Bogor (KRB), Rabu (04/07/2018) malam.
Dari Hotel Savero Garden tempat peserta menginap, Bima yang memakai jaket putih, celana jeans hitam dan sepatu hitam, memimpin di depan.
Namun, tidak seperti Bima yang memakai pakaian casual, seluruh peserta berpakaian batik dan celana atau rok bahan. Meski memakai pakaian formal tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti tour malam di salah satu trek lari tersebut.
Sebab tidak sekedar berjalan kaki, Bima sekaligus menjadi tour guide yang menerangkan tentang pedestrian kepada peserta.
Hal pertama yang Bima jelaskan terkait pohon-pohon heritage yang ada di sepanjang pedestrian. Bima mengatakan, sejak tragedi pohon tumbang di Kebun Raya Bogor dan memakan korban. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerjasama dengan Balitbang Kehutanan langsung bergerak cepat melakukan KTP-nisasi pohon.
“Jadi pohon-pohon dicek kondisinya lalu ditempel kartu merah (sudah rapuh), kartu kuning (rawan) dan kartu hijau yang berarti kondisinya masih bagus,” jelasnya.
Beberapa menit berjalan, rombongan sampai di Underpass Jalan Pajajaran. Disana Bima kembali berhenti dan menerangkan kisah underpass. Underpass yang dibangun tujuh tahun lalu ini dibuat sebagai akses pengunjung yang mau ke KRB dari Damri (Botani Square) menyebrang di underpass.
“Tapi tidak pernah ada orang yang mau lewat underpass ini karena kondisinya yang bocor dan sumpek. Kemudian sejak saya dilantik underpass ini direnovasi (dibuat galeri) dan dilakukan rekayasa fisik sehingga warga mau masuk ke underpass,” jelasnya.
Sampai di pedestrian yang tepat berada di Tepas Salapan Lawang Dasakerta, Bima kembali bercerita tentang Sistem Satu Arah (SSA). Saat pertama kali SSA di launching terjadi banyak penolakan karena saat itu jalanan lumpuh. Sopir angkot dan LSM berdemo.
“Saya meminta masukan dengan seluruh dinas dan semua sepakat melanjutkan SSA karena sudah melalui kajian panjang,” imbuhnya.
Bima menambahkan, sebelumnya pedestrian ini sempit dan berbau tidak banyak orang yang mau jalan. Kemudian direvitalisasi menjadi seperti sekarang dengan jalan yang lebar. Untuk pejalan kaki dan pesepeda. Dan kini setiap sabtu-minggu pedestrian ini selalu ramai.
“Saya memimpikan jalan sepanjang pedestrian ini menjadi jalan paling romantis di Kota Bogor,” katanya.
Tour kembali dilanjutkan sampai di Gedung Balaikota untuk makan malam bersama. (Agha Dwi Rizkianto)
Komentar