INILAHONLINE.COM, BOGOR – Dalam upaya menangani dan membina Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), seperti anak jalanan, gelandangan dan pengemis (anjal/gepeng) diperlukan penanganan khusus yang melibatkan semua pihak. Salah satu terobosan yang diusulkan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor adalah dengan melibatkan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebagai “Bapak Angkat”.
“Dari 200 orang anjal/gepeng yang terdata kini tinggal 140 orang. Dari jumlah itu akan dibagi 36 OPD, minimal per-OPD mengasuh 2 orang anjal/gepeng,” kata Kepala Dinsos Kota Bogor Azrin Syamsudin di ruang kerjanya, Rabu (18/4/2018).
Ada dua pendekatan kata Azrin yang dilakukan, yakni dengan pendidikan formal dan non formal.
“Program ini akan segera diekspos,” katanya.
Selain itu, para PMKS akan diberikan pelatihan keterampilan selama 6 bulan di Jakarta dan Bekasi yang disesuaikan dengan minat dan mereka. Dengan harapan kedepan mereka tidak kembali ke jalanan.
“Untuk para pengamen yang terjaring dalam pembinaannya kita bekerja sama dengan Yayasan Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) Kota Bogor dan satu yayasan di Bogor Utara yang mengajarkan life skill, seperti komputer, bahasa inggris dan agama bagi anjal yang masih bersekolah,” terang Azrin.
Namun sebelum ditangani melalui pelatihan dan program lainnya, PMKS yang terjaring akan diidentifikasi terlebih dahulu. Bagi yang berasal dari Kota Bogor akan diberi pelatihan atau pembinaan. Namun yang bukan berasal dari Kota Bogor akan dikembalikan ke orang tua maupun dinas sosial asal mereka.
“Mayoritas faktor ekonomi yang menjadi alasan mereka turun ke jalan. Untuk anjal yang masih bersekolah kita panggil orang tuanya agar jangan membiarkan anaknya berkeliaran di jalanan,” ujar Azrin.
Dalam membantu penanganan dan membina PMKS di Kota Bogor Kementerian Sosial (Kemensos) rencananya akan memberikan bantuan. ” Saat ini kita terus jajaki persyaratanya apa saja,” jelas Azrin. (ian Lukito)
Komentar