INILAHONLINE.COM, JAKARTA
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga sesepuh PPP Kiai Maimoen Zubair mendoakan Prabowo Subianto menjadi pemimpin. Kejadian tersebut terlihat dalam potongan video berdurasi 38 detik yang menjadi viral di media sosial. Padahal saat Kiai Maimoen Zubair memanjatkan doa ada capres nomor urut 01 Jokowi di sebelahnya.
Dalam video itu nampak Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen di tangan kanannya memegang kertas berwarna kuning. Sementara tepat disampingnya adalah capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) yang tampak sedang khusuk mendengarkan doa yang dipanjatkan Mbah Moen.
Video yang mendadak jadi viral tersebut, Mbah Moen saat memanjatkan doa menyebut sosok yang diharapkan menjadi pemimpin Indonesia mendatang. Namun doa itu bukan untuk Jokowi yang tepat berada di sampingnya. Melainkan untuk capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
“Ya Allah, hadza ar-rois hadza rois Prabowo, ij-al ya illahana (Ya Allah inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikanlah ya tuhan kami ),” panjat Mbah Moen.
Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi, menanggapi video viral tersebut, meminta untuk pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menghentikan kebiasaan potong Video dan framing keluar konteks.
Menurut Arwani, video tersebut harus dilihat secara utuh. Tidak bisa dibaca hanya satu video saja. Di video ada diframing sebagai doa untuk Pak Prabowo semestinya dilihat secara utuh.
“Beliau menyebut jelas “hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marrah tsaniyah)”. Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama. Kecuali doanya “menjadi capres kedua kali”, itu tentu ditujukan ke Pak Prabowo,” ujar Arwani kepada JawaPos.com, Sabtu (2/2).
Arwani mengaku ada video lain juga Mbah Moen menegaskan doanya ditujukan untuk Jokowi. Sehingga isi dari doa itu agar jadi presiden kedua kali itu untuk Jokowi bahkan ditegaskan dua kali dengan menyebut Jokowi.
“Kebiasaan mencomot dan memframing video sesuai kehendak dan selera politik tentu keluar dari etika. Sebaiknya, kebiasaan tersebut dihentikan karena jauh dari tata krama berpolitik yang sejuk,” tegasnya.
Sementara itu cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku apa yang disampaikan Mbah Moeh tidak perlu dibesar-besarkan. Karena tujuannya adalah mendoakan Jokowi dan juga Prabowo Subianto.
”Enggak usah dibesar-besarkan. Buat saya wajar saja. Mungkin beliau mendoakan Pak Prabowo dan juga mendoakan Pak Jokowi. Kan dia kiai yang besar, ulama yang besar,” ujar Sandi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (2/2).
Sandi juga meminta Koalisi Adil dan Makmur tidak perlu membesar-besarkan masalah itu. Begitu juga koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin tak perlu membesarkannya. Sehingga hargai saja yang diucapkan oleh Mbah Moen.
“Kan yang menguasai lidah kita Allah. Allah yang menggerakan kita dan beliau juga mendoakan Pak Jokowi selesai masalahnya,” ungkapnya.
(JP/Red)
Komentar