INILAHOPNLINE.COM, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) kini mulai serius menggarap desa di Seluruh Wilayah Provinsi Jateng. Rencananya payung hukumnya akan disiapkan untuk mengembangkan desa wisata. Sekarang ini sedang disiapkan peraturan daerah (Perda) tentang Desa Wisata.
”Diharapkan sektor pariwisata akan menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar,”kata Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono di Semarang, Selasa (1/5/2018).
Menurut dia, perda itu disusun untuk mengembangkan setiap potensi wisata yang tersebar di 35 kota/kabupaten Jateng.Namun dengan adanya Perda tersebut bisa membuat desa berlomba-lomba meningkatkan potensi wisata, sehingga bisa menarik wisatawan daerah karena mempunyai karakter yang menarik.
”Jawa Tengah memiliki potensi desa wisata yang luar biasa. Kita harapkan perda desa wisata itu selesai tahun ini dan menunggu kesiapan tiap pemda untuk perda mengenai desa wisata,”ujarnya.
Ferry menambahkan, denga adanya perda tersebut diharapkan kesadaran masyarakat sekitar desa wisata terangsang, sehingga mereka mampu mengembangkan potensi desa masing-masing. Diharapkan perekonomian masyarakat bisa meningkat dan mengurangi kemiskinan.
”Selain itu harapannya juga perda ini memantik kesadaran bersama, bahwa di Jateng ini punya titik wisata yang bisa dikembangkan dan berkontribusi meningkatan ekonomi masyarakat,”tambah politisi Partai golkar ini.
Ia menjelaskan, dalam Raperda Desa Wisata tersebut akan diatur mengenai zonasi, pengelolaannya, persyaratannya, termasuk keamanan, pengembangan, kelestarian lingkungannya, dan lainnya.
Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Chamim Irfani mengatakan, untuk menunjang potensi wisata di berbagai daerah, kini DPRD telah berkoordinasi dengan Perum Perhutani untuk pengembangan pariwisata Jateng, yang sebagian lokasinya secara administratif merupakan milik badan usaha milik negara (BUMN) tersebut.
”Banyak wilayah yang secara administratif merupakan milik Perhutani. Dari itulah, kami meminta data kepada Perhutani perihal wilayah-wilayah yang diizinkan untuk dikembangkan menjadi desa wisata,”ungkapnya.
sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu, Komisi B DPRD Provinsi Jateng melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, dengan maksud melakukan komunikasi dengan Perhutani dalam pengembangan wisata di provinsi setempat.
”Dengan pengembangan wisata desa ini hampir sebagian wilayah masih milik perhutani. Jadi kami harus melakukan koordinasi dengan kantor yang berada di Jakarta,”paparnya.
Menurut dia, koordinasi tersebut diperlukan karena destinasi desa wisata di Jateng, banyak bermunculan sebagai bentuk kreativitas lembaga masyarakat dan banyak bersinggungan dengan wilayah kerja Perum Perhutani.
”Data itu perihal wilayah-wilayah yang diperbolehkan untuk dimanfaatkan. Data ini nantinya akan dimasukkan ke dalam Raperda Desa Wisata yang sedang disusun oleh Komisi B,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Anggota Komisi B DPRD Jateng Didik Hardiana menjelaskan bahwa pihaknya mendorong Pemprov Jateng menggandeng Perum Perhutani Jateng untuk mengembangkan potensi wisata yang tersebar di sejumlah daerah.
”Ada banyak lahan milik Perhutani yang menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata. Jika semua bisa dioptimalkan, perekonomian masyarakat sekitar akan meningkat,”katanya.
Selama ini, lanjut dia, Perum Perhutani telah menggandeng lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) untuk mengelola hutan dan di beberapa titik sudah ada yang dikemas menjadi objek wisata.
”Perhutani mengklaim hutan wisata itu mampu menghasilkan pendapatan bagi beberapa pihak tiap tahunnya,”paparnya.
Sementara itu, Kepala Disporapar Jateng, Urip Sihabudin, mengaku mendukung upaya DPRD menggodok Raperda Desa Wisata tersebut. Saat ini Pemprov Jateng terus melakukan promosi wisata Jateng.
”Tentunya kami mendukung perda tersebut, dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar desa wisata,” ucapnya.
Menurutnya, bergesernya tren saat ini diakui juga mengubah konsep wisata di beberapa daerah. Hanya saja yang nampak dominan saat ini adalah generasi milenial. Namun saat ini setiap daerah mulai mengalami pergeseran konsep wisata yang menyasar kaum milenial yang suka piknik dan swafoto.
”Yang jelas Jateng memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Sekarang ini Jawa Tengah memiliki lebih dari 600 titik wisata, yang mana sebelumnya Jateng hanya memiliki 551 titik wisata,”pungkasnya.(Suparman)
Komentar