INILAHONLINE.COM, YOGYAKARTA – Ribuan warga makan bersama 357 tumpeng di 17 titik di Kota Yogyakarta, Selasa (7/8/2018). Makan bareng secara lesehan tersebut juga diikuti tiga tokoh yakni Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Mahfud MD, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Acara bertajuk Dhahar Kembul Tumpengan Pancasila itu berpusat di Jalan Malioboro dan dalam rangkaian peringatan bulan Pancasila di Yogyakarta yang diselenggarakan maraton selama tiga bulan, dari 1 Juni sampai 25 Agustus.
Sultan menyampaikan bahwa semuanya harus bersedia duduk bersama, sebagai manifestasi pengamalan Pancasila. Tidak peduli apakah dia rakyat maupun pejabat.
“Kawulo itu warga seluruh masyarakat. Kalau pejabat itu kumawulo, itu mereka (pejabat) bagian dan mengabdi untuk sampeyan semua. Supaya masyarakat Yogya dalam mencari makan tetap merasa aman dan nyaman. Dan yang duduk di sana sangat paham itu. Kalau jadi pemimpin itu jangan hanya bisa mengibarkan bendera sendiri, tapi bendera yang lain agar semua makmur,” kata Sultan, merujuk pada seluruh bupati dan walikota se Yogyakarta yang berlatar kader partai politik.
Melanjutkan ungkapan kebangsaan, Sultan menegaskan bahwa Yogya tunduk pada negara Republik Indonesia, ideologi Pancasila dan undang-undang.
“Ngayogyakarta mengakui itu dengan tulus Kepada Kawulo Ngayogyakarta jangan khianati ketulusan Ngayogyakarta,” kata Sultan.
Seperti menyambut ungkapan kebangsaan Sultan, berbagai pertunjukan kesenian juga menyuarakan nilai-nilai patriotisme. Dari tarian hingga permainan biola dari Power princess Violin yang memainkan nada-nada lagu kebangsaan.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) mengaku Yogya selalu menampilkan hal-hal yang asyik.
“Ini sangat menarik. Jogja banget. UGM atau alumninya UII Pemprov Jogja bisa bareng-bareng memberi warganya untuk mengajak makan bersama,” katanya.
Pada malam itu memang sebagian besar warga Yogyakarta diajak untuk makan bersama. Bukan hanya di jalan Malioboro, Dhahar Kembul tersebut dilakukan di 17 titik dengan 357 tumpeng. Seperti memberi isyarat bahwa pemerintah harus menjamin semua rakyatnya bisa makan.
“Apa yang disampaikan Sultan sangat bagus sekali, semua diberi kesempatan untuk bisa mencari makan yang setara,” katanya.
Menurut Ganjar, acara dhahar Kembul tersebut merupakan suatu cara untuk menyampaikan kepada publik, mestinya berpancasila itu tidak membeda-bedakan.
“Ini isyarat, begini lho berpancasila saling menghormati saling menghargai. Mereka bisa bergembira bersama,” katanya.
Karena pentingnya esensi acara tersebut, Ganjar Pranowo pun tidak kalah semangat untuk turut menyelenggarakan acara serupa. Terlebih, dia mengaku mendapat mandat dari Sultan agar acara serupa dilaksanakan di Jawa Tengah.
“Saya sudah dipesen, mas habis ini di Jawa Tengah. Oh siap, insyaallah September nanti,” katanya.(Suparman)
Komentar