InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Jumlah UMKM binaan Provinsi Jateng dalam empat tahun ini, mengalami pertumbuhan begitu cepat, sehingga dari 80 ribu unit menjadi 115 unit. Dengan kemudahan modal dan pendampingan, omzetnya pun naik hingga 120 persen.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Jateng, mencatat pada 2012 jumlah UMKM binaan sebanyak 80.583 unit. Pada 2016 jumlahnya naik menjadi 115.751 unit. Sejalan dengan itu jumlah tenaga kerja pun meningkat pesat dari 345.622 orang menjadi 791.767 orang.
Dengan berbagai program pendampingan ini ini, perkembangan UMKM pun menanjak naik. Namun dari sisi aset naik dari Rp 6,816 triliun menjadi Rp 22,891 triliun.
”Kenaikan secara signifikan ini juga dicatatkan dari sisi omzet yakni dari Rp 18, 972 triliun menjadi Rp 43,570 triliun atau lebih dari 120 persen,”ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis (1/2/2018).
Menurut Gubernur, peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM memang menjadi prioritas. Salah satu yang dilakukan yakni melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM. Baik melalui pelatihan, pengembangan bisnis, pendampingan serta bantuan modal kerja.
”Disini ini potensinya luar biasa, dari 100 kotak rumah lebah setiap bulan bisa menghasilkan uang Rp 6 juta. Kalau kemudian dibuat produk turunannya tentu nilai ekonominya tinggi, dan desa ini bisa menjadi sentra madu lanceng,” ujar Ganjar saat mengunjungi lokasi budidaya lebah lanceng di Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (31/1/2018).
Namun demikian untuk mengembangkan usaha yang dikelola Kelompok Tani Gubug Lanceng itu, Pemprov Jateng siap memfasilitasi pelatihan dan pendampingan. Khususnya pelatihan tentang budidaya dan pengolahan madu lanceng menjadi propolis serta bantuan kredit permodalan pengembangan usaha.
”Pelatihan yang diberikan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat. Hal ini supaya mengenal dan memahami bagaimana budidaya lebah madu lanceng sebagai salah satu usaha, yang memiliki potensi pasar yang besar dan ramah libgkungan,”paparnya.
Terkait kendala budiaya lebah ini, hanya pada ilmu pengetahuan pengembangan danpengolahan prosuk turunan. Oleh karenaitu, Pemprov Jateng siap memfasilitasi. ”Kami siap mengundang para ahli di bidang ini, untuk pendampingan pembudidaya lebah lanceng,”ujarnya.
Ia menambahkan, setiap peternak didorong menyediakan minimal 100 kotak rumah lebah supaya madu yang dihasilkan melimpah dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
”Lebah madu lanceng ini mudah diperoleh dari sekitar seperti dari bunga bayam raja, bunga matahari dan bunga dari berbagai tanaman buah-buahan,”paparnya.
Ketua Kelompok Tani Gubug Lanceng, M Haris mengatakan, kelompok tani ini dibentuk sejak November 2014 dengan jumlah anggota saat ini tercatat 29 orang. Kedepannya Kelompok Tani Gubug Lanceng akan mendirikan taman edukasi bagi siapapun yang berkunjung ke Kebonrejo.
”Taman edukasi ini dimaksudkan agar peternak tidak hanya memberdayakan dan menjual madu, namun juga bisa berbagi pengetahuan mengenai lanceng kepada masyarakat,”ujarnya.(Suparman)
Komentar