InilahOnline.com (Jakarta) – Dibangunnya Transit Oriented Development (TOD) kawasan Stasiun Bogor serta halte dan stabling di Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor adalah sebagai upaya akselerasi penanggulangan masalah transportasi di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan hal tersebut usai acara penandatanganan nota kesepahaman sinergi Transit Oriented Development (TOD) kawasan Stasiun Bogor dan rencana pembangunan halte dan stabling Kelurahan Sukaresmi di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (11/09/2017).
Sebab, dijelaskan Bima, jika kedua rencana pembangunan fasilitas publik penunjang transportasi tersebut tidak dilakukan Pemerintah Kota Bogor akan terjadi penumpukan konsentrasi penumpang di pusat Kota Bogor.
“Ini mengingat Bogor juga menjadi salah satu pusat aktivitas pemerintahan yang dibarengi dengan makin meningkatnya jumlah penumpang dan arus komuter yang semakin tinggi. Nah, ini juga kalau tidak dilakukan dan tidak ditata menjadi percuma,” tuturnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun, lanjutnya, telah melakukan banyak kegiatan untuk melakukan penataan di kawasan Stasiun Bogor yang masuk prioritas utama termasuk untuk di Sukaresmi dengan telah dilaksanakannya pembebasan lahan.
“Jadi Pemerintah Kota Bogor ini sudah sangat siap. Tinggal bagaimana dengan kementerian dan PT. Waskita untuk mengaturnya, dan MoU ini menjadi dasarnya,” kata Bima.
Dilakukannya penataan kawasan Stasiun Bogor dan pembangunan halte serta stabling di Sukaresmi, menurut Bima, untuk mengurangi penumpukan penumpang dan komuter di Stasiun Bogor. Oleh sebab itu, sambungnya, diambil langkah akselerasi tersebut untuk mengurai kepadatan di pusat kota. (Piyarso Hadi)
Komentar