Akibat Pembebasan Lahan Terhambat, Pembangunan Tol-Semarang Tersendat

INILAHONLINE.COM, SEMARANG

Proges pengerjaan fisik pembangunan proyek ruas tol seksi I Semarang-Demak, kini masih terkendala masalah proses pembebasan lahan. Akibatnya pembangunan proyek tersebut ada kesan tidak bisa cepat dikerjakan. Sementara lahan yang sudah dibebaskan total mencapai 103 bidang.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Peni Rahayu mengatakan, proses pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk proyel ruas tol sesi I Semarang-Demak itu kini belum rampung keseluruhan.

” Ada kendala dalam pembebashan lahan untuk memenuhi kebutuhan proyek ruas tol pantura itu, akibat adanya perubahan lahan yang semula daratan menjadi lautan,”katanya.

Menurutnya, sesuai peraturan yang menyebutkan jika daratan sudah berubah bentang alamnya menjadi lautan, maka tidak boleh dibayarkan.
Bahkan dia telah meminta masyarakat kooperatif dan menerima proses pembebasan lahannya. ”Hanya ada beberapa lahan yang belum dibebaskan adalah di wilayah Kota Semarang di Kelurahan Terboyo Kulon, Terboyo Wetan dan Trimulyo,”paparnya.

Sementara lahan yang belum dibebaskan mencakup wilayah Kabupaten Demak di antaranya Desa Sriwulan, Desa Bedono, Desa Purwosari. Namun untuk sesi II ruas tol Semarang Demak lahan yang sudah dibebaskan 165 bidang. Seluruh lahan itu meliputi Kecamatan Sayung, Karangtengah, Wonosalam, dan Kecamatan Demak.

Direktur Utama PT PP Semarang-Demak Handoko Yudianto menuturkan, pengerjaan fisik untuk seksi II ruas tol Semarang-Demak itu, ditargetkan bisa selesai pada akhir 2021 mendatang.Namun seksi II ruas tol Semarang-Demak ini, pembebasan lahannya dijadwalkan selesai pada pertengahan Juli tahun ini.

“Kalau untuk tol Semarang-Demak lahan yang sudah dibebaskan itu , sekitar 20% dan yang seksi II dari Sayung ke Demak hampir 60% pembebasan lahannya,” tuturnya.

Dia menambahkan, pembangunan ruas tol Semarang-Demak sepanjang 27 Km itu dibagi dua sesi, untuk Sesi I Semarang-Sayung dan Sesi II Sayung -Demak Kota. Proges pembangunan fisik khusus untuk seksi I Semarang-Demak dilakukan lebih belakang karena terkait dengan pendanaan.

”Pembangunan proyek tol Semarang-Demak dengan nilai investasi sekitar Rp 17,5 triliun ini, ditargetkan akan berlangsung selama dua tahun dengan membutuhkan lahan seluas 1.887.000 meter persegi. Lahan dibagi menjadi dua seksi, yakni seksi I Kota Semarang dan Seksi II Kabupaten Demak.”

Namun demikian,lanjutnya, konsep tol Semarang-Demak disatukan dengan sistem pengendalian banjir sebagai tanggul laut (sabuk pantai), hingga diharapkan tidak hanya mengurai masalah kemacetan, tetapi juga mengatasi banjir dan rob yang selama ini terjadi di wilayah itu.

”Yang jelas ruas tol dipinggir pantai itu, akan menelan investasi sekitar Rp 17,5 triliun, termasuk untuk biaya pembebasan lahan yang akan membutuhkan dana sebesar Rp 6,5 triliun, sedangkan selebihnya Rp 11 trilun untuk pembangunan fisik tanggul tol sepanjang 24 Km,”ungkapnya.


Meski begitu, menurutnya, tanggul laut yang membentang di sisi utara Semarang-Demak itu berfungsi untuk mengatasi banjir, rob dan penurunan permukaan tanah di daerah Semarang Utara bagian timur, seperti di wilayah Kaligawe Semarang hingga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Sementara lahan yang terkena proyek jalan tol itu, tidak terlalu luas atau hanya sekitar satu Kecamatan Sayung di Kabupaten Demak, Bahkan secara teknis jalan tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun terdiri Kaligawe, Terboyo, Sayung dan Demak.
“Ruas tol Semarang-Demak dibangun untuk meningkatkan aksebilitas dan kapasitas jaringan jalan di kawasan utara Jawa,” ujarnya.
(Suparman)

banner 521x10

Komentar