INILAHONLINE.COM, BOGOR
Agar tak makin tertinggal dari Bekasi, Sumedang, dan Kabupaten Sukabumi yang berpredikst ‘subhanallah’ dalam menghimpun zakat, Walikota Bogor DR H Bima Arya Sugiarto pada kepemimpinan keduanya diminta menauladani ASN (Aparatur Sipil Negara) dan masyarakat luas dalam menggali potensi zskat yang secara akademis sesuai survei IPB mencapai Rp 400 miliar.
Meskipun baru imbauan. belum dipayungi Pergub, Perda, Perwali atau instruksi walikota, Bims yang kini resmi berpasangan dengan Wakil Walikota Bogor, Drs Dedie A Rachim akan menggenjot pengumpulan zakat di Kota Bogor. Predikat ‘subhanallah’ di tiga wilayah (Bekasi, Sumedang dan Sukabumi) itu menggambarkan pengumpulan zakatnya sudah belasan miliar rupiah setahun dengan bantuan dana operasional sekitar Rp 2,5 miliar dari pemda setempat. Kota Bogor baru berpredikat ‘alhamdulillah’ dengan tsrget pengumpulan zakat Rp 6 miliar dan bantuan dana operasional Rp 400 juta dari pemkot.

Jika bantuan dana pemda lebih kecil dari itu, maka predikatnya dikenal dengan istilah ‘masya Allah’ dan bila semakin kecil, predikatnya ‘innalillah…’ Predikat-predikat Ini digambarkan secara lugas oleh Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor, A Chatib Malik ketika menghadiri inagurasi walikota dan wakil walikota Bogor periode 2019–2024 yang bertempat di Balai Kota Bogor pada Minggu (21/04/2019).
“Ke depan zakat akan kami genjot. Baznas Kota Bogor akan kami maksimalkan dengan tetap mengacu pada aturan yang berlaku. Sudah ada edaran untuk mengintensifkan zakat dari gaji intra pemkot. Nanti akan kami genjot lagi. Yang penting pengurus Baznasnya harus profesional,” tandas Bima ketika dikonfirmasi, kemarin.

Dalam wawancaranya, Chatib yang memimpin Baznas Kota Bogor dengan tulus itu menyatakan, sejauh ini belum ada Perda yang dapat menggenjot pengumpulan zakat di Kota Bogor. Ditambah lagi, para muzakki juga masih bisa menunaikan zakatnya di UPZ (Unit Pengumpul Zakat) yang tersebar di masjid-masjid. Penggalangan dan koordinasinya dengan UPZ-UPZ dan lembaga sejenis terus dilakukan oleh Baznas Kota Bogor, termasuk dalam hal penyalurannya kepada yang berhak menerima zakat.
“Selain untuk bidang kesehatan, pendidikan, ada paket Senyum yang terdiri dari Sembako dan perbaikan rumah. Kami menyebutnya Bogor Peduli,” ungkap Chatib, kemudian menambahkan, “Guna menggenjot zakat ASN perlu Perda, setidaknya Perwali. Karena potensi zakat ASN mencapai Rp 9 miliar.”
Masih rendahnya pengumpulan zakat di Kota Bogor, menurut dia, dikarenakan tidak adanya Perda atau Perwali yang mewajibkan pengeluaran zakat untuk instansi pemerintah kota, sehingga banyak instansi yang tidak mengeluarkan zakat secara maksimal.

“Sedangkan jika kita lihat, daerah seperti Bekasi, Kabupaten Sukabumi dan Sumedang pengelolaan zakatnya sudah mencapai target pertahun. Di Kota Bogor jika mencapai Rp 15 miliar, Baznasnya sudah mandiri,” tuturnya.
Karyawan Baznas Kota Bogor yang berjumlah 30 orang, gaji mereka masih di bawah UMR. Ia berharap ke depan mereka makin sejahtera, seiring dengan meningkatnya penghimpunan zakat dengan dukungan aturan dan tauladan walikota.
(Maulida/Farrah/Kurniawan/Mutiara/MG)
Komentar