BMKG Menduga Tsunami Terjadi Akibat Longsor dari Erupsi Anak Gunung Krakatau

Nasional, Peristiwa520 Dilihat

INILAHONLINE.COM, JAKARTA

Gelombang tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten dan Lampung. Gelombang air akibat tsunami merusak sejumlah bangunan di dua kawasan tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga tsunami terjadi akibat longsor dari erupsi Anak Gunung Krakatau.

Sebelum terjadi tsunami, BMKG telah mencatat adanya gelombang air laut pada Sabtu (22/12) pukul 09.00 WIB. Kemudian pukul 21.03 WIB BMKG berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Geologi pukul 21.27 ada kenaikan muka air pantai.

“Tanggal 22 Desember pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, tim BMKG kebetulan berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen dan di situ terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Minggu (23/12/2018).

Foto : Istimewa

“Oleh karena itu tim kami kembali ke darat dan akhirnya masih di tanggal 22 Desember pukul 21.03 WIB, Badan Geoglogi mengumumkan terjadi erupsi lagi anak Gunung Krakatau. Kemudian 21.27 WIB Tidegauge badan informasi geospasial yang terekam oleh BMKG menunjukan adanya tiba-tiba ada kenaikan muka air pantai,” lanjut dia.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati,Ph.D mengatakan Tsunami di Pantai Anyer, Banten dan Lampung diduga akibat erupsi anak Gunung Krakatau. Ada dugaan tsunami yang diakibatkan akibat gabungan gelombang tinggi itu karena longsor di bawah laut.

“Tsunami yang terjadi itu bukan karena seperti yang dipantau oleh BMKG, biasanya ada gempa lebih dahulu baru terjadi tsunami. Tadi kami cek tak ada gelaja sesmisitas, jadi tak ada gejala tektoknik yang memicu tsunami, sehinggga kami butuh waktu koordinasi dengan Badan Geologi bahwa diduga erupsi tersebut, kemungkinan bisa langsung atau tidak langsung memicu terjadinya tsunami,” kata Dwikorita.

BMKG akan melakukan pengecekan ulang adanya gelombang tinggi air laut saat siang hari nanti. BMKG melihat tsunami di Banten dan Palu mirip dengan tsunami Palu beberapa waktu silam.

“Jadi sehingga kalau sudah terang apakah benar eruspi tadi mengakibatkan longsor. Kami mencurigai longsor, karena pola grafik tsunaminya ini periodenya pendek seperti yang terjadi di Palu, akibat dipicu oleh longsor,” tuturnya.

Sebelumnya, Ia mengatakan dalam siaran persnya, BMKG melaporkan, gelombang tinggi dan Gunung Anak Krakatau, bahwa pada pukul 21.03 WIB sempat terjadi erupsi Gunung Krakatau sehingga peralatan seismometer setempat rusak. Namun seismic Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus, tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Hasil rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempa bumi tektonik, namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismik dengan durasi ± 24 detik dengan frekwensi 8-16 Hz pada pukul 21.03.24 WIB.

(Mohammad Iqbal)

banner 521x10

Komentar