INILAHONLINE.COM, KOTA MUNGKID – Desain batik merupakan ide baru, berupa coretan yang memiliki unsur seni rupa, dua dimensi maupun tiga dimensi bahkan abstrak dengan membentuk sebuah motif, atau susunan pola yang menjadi satu keharmonisan. Batik bukan hanya sekedar fashion, tapi seni tradisi yang selalu menggambarkan karya dalam setiap tahapan.
“Batik dan perajin sangat erat dengan fashion, termasuk indutri kreatif bagi pelaku ekonomi kreatif,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Mulyanto dalam sambutan dibacakan Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif, Zumrotun Rini, pada pelatihan di Pendopo TIC Borobudur, Rabu (27/9-2023).
Narasumber pada pelatihan tersebut, yaitu Abdul Syukur (ISI Yogyakarta), Elis Fatmawati (Designer Batik Digital), Joko Anaryanto (Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Magelang), Puji Lestari (Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang) dan Hayatini Siswaningrum (CEO Saniyya Batik Kabupaten Magelang).
Pelatihan bertajuk ‘Inovasi Pengembangan Motif Batik Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif’ Kabupaten Magelang Tahun 2023, bertujuan untuk meningkatkan kualitas bagi pelaku UMKM kerajinan batik Kabupaten Magelang, agar bisa bersaing dengan terus melakukan inovasi dan pemasaran.
Menurut Mulyanto, perajin batik menduduki posisi strategis untuk turut andil mengembangkan usaha kreatif, dan menjadi komoditas yang memiliki daya saing tinggi. Sebab pengembangan sektor usaha batik, sejalan dengan fungsi ekonomi kreatif yang mampu meningkatkan perekonomian dan sumber pendapatan masyarakat.

Untuk itu, perajin batik harus banyak belajar dan mengembangkan diri dalam memajukan industri kerajinan batik, mulai dari peningkatan kreativitas, kualitas, inovasi hingga aspek publikasi dan pemasaran. “Perajin batik harus menjadi aktor utama dalam kemajuan dan pengembangan produk, serta pemasaran dengan memperluas jangkauan melalui teknologi informasi,” pintanya.
Sementara itu, Puji Lestari dari Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang mengatakan, melalui pelatihan Inovasi Desain Batik Digital Pelaku Ekraf Sub Sektor Fesyen, bisa mendorong seluruh aspek ekonomi kreatif, sesuai dengan perkembangan kebudayaan, teknologi, kreativitas, inovasi masyarakat di daerah dan perubahan lingkungan perekonomian global, sehingga dapat menyejahterakan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan daerah.
Selain itu, bias menciptakan ekosistem ekonomi kreatif di daerah yang berdaya saing global, menciptakan kesempatan kerja baru yang berpihak pada nilai seni dan budaya bangsa, serta sumber daya ekonomi daerah, mengoptimalkan potensi pelaku ekonomi kreatif, memberikan pedoman dalam pengembangannya, memberikan perlindungan atas kearifan lokal di daerah, mewujudkan kabupaten kreatif sebagai kota yang mampu melayani kepentingan pengembangan ekonomi kreatif, dengan memanfaatkan secara penuh aset kreatif, serta menggunakannya sebagai dasar pembangunan ekonomi kreatif.

lanjut Puji Lestari, perlu perencanaan penyelenggaraan ekonomi kreatif, dengan pengembangan kapasitas bagi pelaku ekonomi kreatif, dan pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kelembagaan.
CEO Saniyya Batik Kabupaten Magelang, Hayatini Siswaningrum menjelaskan, industri kreatif di Indonesia saat ini telah menjadi salah satu ujung tombak perekonomian masyarakat. Kemajuan teknologi informas, memberikan peluang tanpa batas untuk pengembangan batik. Tantangan dari pasar regional, nasional dan Internasional menuntut perajin batik untuk selalu berinovasi .
“Seiring perkembangan jaman untuk merespon tuntutan pasar motif batik, juga mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai macam motif batik setiap waktunya. Motif batik klasik atau tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu, tetap dipertahankan untuk menjaga kelestarian batik itu sendiri. Dengan seiring waktu bermunculan inovasi motif batik baru yang disebut batik kontemporer,” katanya.

Batik tradisional atau klasik merupakan batik yang dibuat dan di ciptakan dengan motif tradisional yang mengacu pada budaya kraton, misal batik sidomukti, batik parang, batik kawung, batik sekarjagad dan lainnya. Batik kontemporer dengan pola yang mengandung kebebasan berekspresi, tidak terikat dengan aturan ( pakem ) tertentu.
“Singkatnya, batik kontemporer merupakan versi lebih segar ( motif modern ) yang ragam motifnya fleksibel, menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Batik kontemporer biasanya menggunakan warna cerah mengandung unsur yang beragam, dimana biasanya memasukkan potensi atau kekhasan dari suatu daerah,” jelasnya.
Di Kabupaten Magelang mempunyai daya tarik yang luar biasa, dimana adanya Candi Borobudur yang merupan destinasi super prioritas, sehingga motif batiknya bisa diambilkan dari stupa, daun body, kapal samudera raksa, relief candi, tari soreng, dan juga potensi unggulan di masing masing kecamatan di lokasi pengrajin batik. Ke depanya, bisa menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Magelang.

“Adanya katik kontemporer, pengrajin bisa mengeksplore seni secara bebas, tapi tetap menggunakan perintang malam panas, karena hakekatnya batik adalah motif yang dibuat dengan tehnik pencelupan menggunakan malam panas sebagai perintang kain,” tambahnya.
Ketua Komunitas Pengrajin Batik Defabel Kabupaten Magelang, Akhmad Nur Azam mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan inovasi pengembangan motif batik bagi pelaku ekonomi kreatif. Melalui pelatihan ini, bisa mendorong teman-teman defabel untuk bisa berkreasi dalam membuat kerajinan batik, sekaligus bisa memasarkan produknya, sehingga bisa membantu pendapatan anggotanya.
“Kami berharap, teman-teman defabel selalu dilibatkan dalam pelatihan seperti ini, dan tidak hanya pelatihan, tetapi juga didorong melalui anggaran dana desa, agar mereka bisa berkembang dan mampu meningkatkan ekonominya. Ini penting, supaya teman-teman defabel bisa lebih mandiri,” harapnya. (ali subchi)
Komentar