INILAHONLINE.COM, SEMARANG
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga Muhammadiyah hijrah berpolitik. Namun bukan dalam politik praktis terkait Pemilu atau Pilpres, melainkan politik kesehatan. Ajakan tersebut dia sampaikan saat membuka Rapat Kerja Wilayah Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng di Hotel Aston Semarang, Jumat (29/3).
Ganjar menilai kebiasaan menjaga pola hidup sehat ialah investasi kesehatan paling tinggi. Sebaliknya, investasi kesehatan yang paling rendah adalah cara berpikir kesehatan yang keliru, yakni berpikir politik kesehatan hilir.
“Hilir itu ‘tenang, wong sudah ada BPJS pasti nanti kita diobati’. Maka kita jangan lagi berpikir bahwa kalau saya sakit ada jaminan BPJS, tetapi harus diganti lagi ‘saya harus hidup sehat’. Nah, pola hidup sehat harus kita dorong dan saya berharap Muhammadiyah ikut mengampanyekan pola hidup sehat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, eks legislator DPR RI lantas memamerkan jam tangan pintar alias Smartwatch yang selalu melekat di pergelangan tangan kirinya. Ia membeberkan bagaimana keunggulan Smartwatch tersebut dihadapan peserta rakerwil bertajuk “Muhammadiyah Jawa Tengah Menjadi Poros Utama Pergerakan Transformasi Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah Indonesia yang Berkemajuan”.

“Saya kira sekarang orang -orang lebih suka pakai jam tangan smartwatch. Seperti jam saya ini yang bisa memperingatkan kalau saya hari ini jalannya masih kurang (berapa kilometer) diperingatkan. Kalau jalan kakinya lebih juga diperingatkan,” pamer Ganjar.
Menurut pria yang memiliki hobi bersepeda ini, kebiasaan seseorang mengecek bahwa hari ini sudah berjalan kaki berapa kilometer itu merupakan lifestyle yang positif. Ia lantas membandingkan bagaimana kebiasaan pola hidup masyarakat di negara Jepang yang sering berjalan kaki dalam beraktivitas.
“Di sana tidak terlalu banyak orang pakai kendaraan pribadi. Beda sama kita. Kita itu paling malas untuk jalan kaki, paling malas olahraga. Sudah itu pola makannya tidak teratur, kurang makan buah, gaya hidupnya enggak sehat. Itu jadi penyakit,” ceritanya saat menengok pelajar Jateng yang magang di Jepang.
Sementara itu, Ketua MPKU Jateng dr. Ibnu Yaseer melaporkan bahwa jumlah amal usaha rumah sakit dibawah naungan Muhammadiyah sudah hampir merata di 35 Kabupaten/Kota di Jateng, yakni 48 unit RS, termasuk 11 unit RS yang sedang diinisiasi. Pihaknya berlomba-lomba mendirikan RS bukan semata mata menganggap sebagai core bisnis, namun dalam rangka penolong kesengsaraan umum.
(Suparman)
Komentar