INILAHONLINE.COM, SEMARANG
Pelaksanaan pemilu 2019 sudah tinggal menghitung bulan dan hari, namun jumlah pemilih pemula atau bisa disebut pemilih milenial jumlahnya di Provinsi Jawa Tengah terus bertambah. Setidaknya ada sekitar 30 – 35 persen dari jumlah pemilih pemula, sehingga perlu diberi masukan dan pengarahan secara sehingga penggunaan suaranya benar-benar dilakukan sesuai dengan keinginannya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng Yulianto Sudrajat mengungkapkan, selama ini pihaknya terus melakukan edukasi dan sosialisasi dengan menyasar para pemilih yang rentang usia 17 sampai 35 tahun.
”KPU mendorong agar keterlibatan generasi milenial tidak sekedar datang ke TPS, tetapi juga berpartisipasi pada tahapan pemilu,”pintanya di sela-sela Diskusi Forum Wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah (FWPJT) dengan Thema” Berebut Suara Milenial di Pemilu 2019” di lobi Pemprov Jateng Semarang, Jumat (21/12/2018).
Menurutnya, pihaknya mengajak para generasi ini melalui acara seni dan budaya, bahkan juga menggunakan media yang dianggap menarik, agar mereka berinteraksi dan mengakses informasi mengenai pemilu.
”Jadi mereka kami ajak untuk mengenai lebih jauh, apa pemilu dan siapa calon presiden dan calon legislatif yang harus dipilih untuk mewakilinya,”ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya mengelompokkan pemilih milenial menjadi dua dalam hal mengakses informasi, yaitu melalui tipe aktif dan pasif. Meraka yang aktif tidak hanya mencari informasi melalui media sosial, namun bergabung dalam beberapa organisasi. Sedangkan yang pasif tidaksepenuhnya pasif, mereka juga melek informasi.
”Inilah yang menyebabkan kmi terus mendorong mereka untuk menjadi pemilih yang cerds dan rasional. Karena jumlahnya cukup besar, suara mereka mempunyai dampak cukup signifikan,”paparnya.
Sudrajad menambahkan, saat ini ada sekitar 1,4 juta pemilih pemula di provinsi Jawa Tengah. Mereka perlu digarap secara serius untuk menciptakan pemilu yang lebih baik.
”Harapan kami mereka bisa berpartisipasi aktif, miasalnya ada yang menjadi sukarelawan ataupun KPPS. Sekarang ini persyaratannya agak lebih mudah, apalagi jumlah TPS meningkat hampir dua kali lipat,”katanya.
Pengamat Komunikasi Politik Undip Semarang M Yulianto mengatakan, generasi milenial sekarang ini cenderung memilih figur yang mempunyai pandangan yang lebihmudah dipahami dan dimengenrti.
”Anak muda sekarang ingin melihat yang riil, rasional, aplikatif serta mampu memberikan ekspektasi positif di masa mendatang. Mereka punya harapan seperti itu, bukanyang pandai ngomong kesana kemari sehingga tidak ada kejelasannya. Jadi apa yang diinginkan anak-anak muda sekarang adalah mempunyai pikiran kreativitas terhadap masa depan yang lebih baik,”ungkapnya.
(Suparman)
Komentar