INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Antrean ASN dan masyarakat umum yang ingin bersalaman dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengular dari lobi gubernuran hingga pintu keluar. Di antara ribuan orang itu, menyempil seorang nenek tua yang menggendong tenggok di punggungnya.
Mbah Bandiyem namanya. Tak diketahui usianya. Ia ikut antre karena ingin sekali bersalaman dengan gubernurnya. Kangen katanya.
“Kula kangen kaliyan pak gub, sampun limang wulan mboten mlebet,” katanya begitu berhasil menjabat tangan Ganjar.
Ganjar yang hari ini masuk kerja pertama setelah empat bulan cuti kampanye menyambut Mbah Bandiyem dengan hangat. Ia bahkan rela bergeser tempat duduk karena kursinya secara spontan diduduki tamu spesialnya itu.
“Mosok limang wulan?” tukas Ganjar.
“Empat bulan tujuh hari,” sahut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Priyo Anggoro.
“Lha nggih niku limang wulan mlaku to,” eyel Mbah Bandiyem. Puluhan orang yang melihat adegan itu pun tertawa.
Ganjar ditemani isterinya Siti Atikoh ngobrol dengan Mbah Bandiyem tak kurang dari lima belas menit. Bandiyem berusia lebih dari 70 tahun. Ia adalah satu-satunya penjual buah asongan yang beroperasi di kantor gubernuran. Ia mengaku sudah berjualan sejak tahun 1955. Ketika pedagang lain dilarang masuk kantor, Mbah Bandiyem seakan punya free all acces.
“Dari jaman Pak Mochtar, pak Moenadi, pak Soepardjo Rustam, pak Ismail, pak Soewardi, pak Mardiyanto, pak Bibit, pak Ganjar,” katanya menyebutkan satu persatu gubernur terdahulu.
Ketika pamitan, Ganjar memberikan parsel buah yang ada di meja tempat duduknya. “Niku ampun nderek didol lho,” selorohnya.
Selain Mbah Bandiyem ada pula Tarjo. Warga Kaliwungu Kendal itu mengaku fans berat Ganjar. Siang itu ia khusus datang ke gubernuran demi bisa berfoto bareng idolanya.
“Saya bawakan pisang pak gub, hasil panen kebun sendiri,” katanya seraya memberikan pisang satu satu tas penuh.
Namun Ganjar menolak menerima cuma-cuma. Dengan sopan ia jelaskan ingin membeli buah tangan Tarjo agar tidak menjadi gratifikasi. (Suparman)
Komentar