InilahOnline.com (Kota Bogor) – Predikat ‘Sehat’ yang disematkan oleh Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai PDAM “sehat” berdasarkan Laporan Kinerja 2016 tak sebanding dengan kenyataan dilapangan. Pasalnya, penilaian kinerja terhadap PDAM dilakukan dengan menggunakan indikator Aspek pelayanan dan Aspek operasional tidak semua parameter indikator tersebut mencerminkan perusahaan berplat merah tersebut sehat.
Padahal, laporan penilaian kinerja PDAM ini merupakan hasil dari penilaian yang dilakukan oleh BPPSPAM bekerjasama dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk seluruh PDAM yang berada di kota dan kabupaten di Indonesia.
Bahkan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mendapat peringkat kedua dari 371 PDAM yang dinilai kinerjanya oleh BPPSPAM dengan mendapat 4,26 atau terpaut 0,5 point dari PDAM Kabupaten Buleleng di peringkat pertama.
Ironis, jika predikat ‘sehat’ disematkan kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak sebanding dengan kenyataan dilapangan, seperti konsumen PDAM Tirta pakuan di wilayah Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, mengeluhkan air PDAM yang seringkali keruh dan bercampur lumpur selama bertahun-tahun saat musim kemarau tiba.
“Selain keruh dan berlumpur airnya pun kecil, padahal pada saat ini kami sedang membutuhkan air untuk mencuci pakaian, memasak, mandi bahkan untuk berwudhu,” kata seorang konsumen PDAM, Ny. Ema kepada InilahOnline.com, Senin (18/9/2017).
Karena keruh, dirinya tidak berani menggunakan air PDAM, selain hanya untuk mencuci pakaian. Padahal biasanya, selain untuk mencuci, air PDAM juga biasa digunakan untuk mandi dan masak.
“Air keruh begini, bukan hanya hari ini saja, tapi sudah lama dari dulu, setiap kemarau tiba” ungkapnya.
Ny. Ema membeberkan, untuk menggunakan air tersebut dirinya harus menunggu hingga air keruh tersebut mengendap setelah airnya bersih baru bisa dipergunakan. Bahkan, untuk menunggu endapan air tersebut, diakuinya bisa sampai semalam, dan kami sangat berhati-hati saat air dipergunakan untuk di konsumsi dan dimasak.
“Saya sih berharap pihak PDAM agar secepatnya bisa memperbaiki dan memberikan solusi apa yang selama ini kami rasakan,” harapnya.
Sementara itu, warga Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal Kamilah (46) mengatakan, dirinya juga mengeluhkan air PDAM yang ditampung di bak kamar mandinya selalu kotor dan berlumpur dalam waktu seminggu.
“Bak kamar madi saya tuh gede, setiap minggu bak kamar mandi harus dikuras karena air didalam baknya berlumpur,” kata Kamilah dengan nada kesal.
Kamilah melanjutkan, dirinya setiap minggu harus menguras bak kamar mandinya agar kembali bersih. Diakuinya, dengan menguras bak kamar mandi berarti sudah berapa kubik yang terbuang akibat dari endapan kotoran seperti lumpur.
Baca Juga : BPPSPAM Tetapkan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Sebagai PDAM Sehat
“Habis jijik lihat bak kamar mandi berlumpur, kalau tidak dibersihkan takut ada cacingnya,” akunya.
Kamilah mengimbau agar PDAM Tirta Pakuan tidak memaksakan diri untuk mengirimkan air kualitas jelek itu kepada konsumennya.
“Seharusnya PDAM juga mengumumkan kepada para konsumennya melalui pesan pendek langsung kepada tiap konsumen. Jangan hanya mengumumkan lewat media sosial sebab belum tentu tiap konsumen membuka atau memiliki media sosial,” tandasnya. (Nicko)
Komentar