INILAHONLINE.COM, KOTA BOGOR — Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meninjau dua sekolah baru, yakni SMPN 22 di Jalan Bantar Kemang, Kecamatan Bogor Timur dan SMPN 23 di Jalan Guru Muchtar, Kecamatan Bogor Utara yang sudah selesai proses pembangunanya, Rabu (28/5/2025).
Di samping itu, Dedie Rachim juga meninjau bangunan baru SD Duta Pakuan di sebelah SMPN 22 dan SD Cimahpar 3 di sebelah SMPN 23, yang keduanya masih dalam proses pembangunan fisik.
Dedie Rachim mengatakan, pembangunan sekolah baru dan gedung baru ini merupakan komitmen untuk mewujudkan misi “Bogor Cerdas”.
“Dengan adanya sekolah baru dan gedung baru ini ada semangat baru, ada harapan baru, dan akan melahirkan generasi emas di 2024 mendatang,” ujarnya.

Ia pun berpesan kepada guru dan tenaga pengajar untuk mempersiapkan anak-anak generasi emas Indonesia ini agar bisa mengikuti pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Saat ini, lanjut Dedie Rachim, SMPN 22 dan SMPN 23 sedang dalam tahap proses menjalankan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025/2026.
Meski demikian, ia menyadari bahwa Kota Bogor terkendala adanya ketersediaan guru atau tenaga pengajar.
“Untuk SMPN 22 dari kapasitas 8 rombel kita baru ada 7 guru dan untuk SMPN 23 dan SDN Cimahpar 3 ini ada 11 guru,” ujarnya.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus melakukan upaya mencari alternatif solusi untuk memenuhi ketersediaan guru di sekolah-sekolah baru dan sekolah yang sudah ada guru. Tujuannya agar rombongan belajar bisa dibuka dan diampu untuk memberikan proses belajar yang memadai.
Di samping upaya untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan guru, Dedie
Rachim juga akan menerapkan metode pembelajaran dengan model multimedia di SMPN 22 Kecamatan Bogor Timur. Metode tersebut diterapkan dengan menggunakan audio visual yang akan dijalankan dengan sistem broadcast sehingga nantinya satu guru bisa mengajar di beberapa kelas secara bersamaan.
“Alatnya dalam waktu yang tidak terlalu lama akan saya kirim, saya pasang untuk dijadikan model baru pembelajaran di Kota Bogor,” ujarnya.
Sistem ini juga sebagai jawaban dari tantangan terhadap kekurangan guru dan tenaga pengajar.

Menurut dia, pembangunan fisik dan infrastruktur tanpa disertai jumlah guru, tidak memungkinkan kelangsungan proses pembelajaran. Kekurangan dan kelemahan ini akan diisi dengan teknologi.
“Insyaallah ke depan kita jadikan Kota Bogor sebagai kota yang menerapkan sistem teknologi pembelajaran jarak jauh untuk SD maupun SMP,” tutupnya.
Sebagai informasi, di Kota Bogor setiap bulan terdapat lebih kurang 20 guru pensiun. Jika diakumulasi dalam satu tahun terdapat 240 guru pensiun.
Sementara itu, saat ini kebutuhan guru di Kota Bogor mencapai 800 hingga 1.000 guru, tetapi penerimaan PNS melalui CPNS saat ini menerapkan sistem zero growth. Artinya, jumlah yang pensiun sama dengan pegawai baru atau tidak ada selisih lebih banyak. (Ian Lukito)
Komentar