InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – PT Phapros Tbk anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero), bakal menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) dengan target perolehan dana Rp 800 miliar pada 2018, yang digunakan untuk investasi pengembangan usaha.
Perusahaan farmasi yang berbasis di Semarang itu sebelumnya telah menyandang status Tbk, namun sahamnya tidak diperdagangkan melalui sistem Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tahun depan depan rencananya bakal ikut melantai di BEI.
Direktur Keuangan RNI Yana Aditya mengatakan, Phapros sudah saatnya melakukan IPO, mengingat pertumbuhan kinerjanya sempai menggembirakan dan sudah memungkinkan perusahaan tersebut melakukan investasi yang lebih besar lagi.
”Investasi tersebut sangat membutuhkan dana besar dan salah satu sumbernya dapat berasal dari hasil IPO. Selain modal sendiri perseroan, perusahaan farmasi ini memiliki banyak peluang untuk mengemangan usaha, ditengah membaiknya kinerja manajemen perusahaan itu,”ujarnya.
Menurutnya, pengembangan selain melakukan inovsi produk baru,Phaprosjuga akan menumbuhkan bisnisnya secara anorganik, di antaranya untuk tumbuh secara anorganik dengan mengakuisisi pabrik farmasi lain,
”Sampai saat ini Phapros sedang menyeleksi sejumlah pabrik untuk diakuisisi,”katanya.
RNI, lanjut dia, sebagai pemegang saham Phapros sedang menyusun kajian, termasuk mengenai IPO itu, yang diharapkan selesai pada Oktober 2017 ini.
”Saham RNI pada Phapros porsinya sebesar 56,6% dan sisanya dimiliki oleh publik, diharapkan dengan IPO tersebut porsi kepemilikan RNI pada saham Phapros dapat bertambah,”ujarnya.
Sementara itu, kinerja manajemen PT Phapros Tbk pada semester pertama 2017,menunjukkan pertumbuhan cukup menggembirakan mencapai sebesar 24%.
Berdasarkan laporan keuangan audited yang telah dipublikasikan pada akhir September lalu, perusahaan farmasi nasional itu mencatatkan pertumbuhan 24%, dibanding periode yang tahun lalu hingga mampu meraih laba bersih sebesar Rp 35,3 miliar.
Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami menuturkan pertumbuhan laba bersih sebesar itu, sejalan dengan peningkatan penjualan sejak awal tahun ini terus digenjot.
”Selama periode Januari hingga Juni penjualan kami meningkat 8%,” ujar Emmy panggilan akrab Barokah Sri Utami itu.
Menurutnya, pertumbuhan penjualan tersebut terjadi di semua portofolio produk obat Phapros, baik obat jual bebas (OTC), obat generik, maupun etikal. Pertumbuhan penjualan terbesar juga terjadi pada produk etikal sebesar 12,4% dibandingkan tahun lalu.
Secara keseluruhan,lanjut dia, obat generik masih menjadi penopang penjualan produk Phapros. Selama semester I/2017, obat generik menyumbang 50% dari total penjualan.
”Pada tahun ini, Phapros menargetkan pendapatan senilai Rp 1 triliun dan laba bersih hingga Rp 100 miliar,”tambahnya.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan LKPP pada pada awal Maret lalu, tahun ini Phapros kembali berhasil memenangkan tender e-catalogue, dengan 41 obat generik dengan total nilai mencapai Rp 498 miliar atau sekitar 16%.
”Jadi dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue mencapai lebih dari Rp 3 triliun.”paparnya. (Suparman)
Komentar