Puluhan Tahun Tidur di Lorong, Akhirnya Mbah Kusnari Punya Rumah

Berita, Jawa Tengah826 Dilihat

INILAHONLINE.COM, JEPARA

Setelah puluhan tahun hanya tinggal di lorong rumah dua saudaranya, Mbah Kusnari (83) akhirnya bisa memiliki tempat tinggal nyaman sejak awal tahun 2019 ini. Bareng lima kucingnya, Mbah Kusnari kini menghabiskan masa tuanya di kediaman bantuan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sampai paruh baya, Mbah Kusnari menghabiskan kesehariannya di wilayah Mayong Jepara. Usai suaminya meninggal dia memilih menetap berdekatan dengan saudara-saudaranya di Kendengsidialit, Welahan Jepara. Tidak mau merepotkan, dia hanya menempati sebuah lorong di antara rumah dua keponakannya, yang kemudian viral di media sosial akhir September 2018.

Begitu mengetahui kondisi Mbah Kusnari, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung meluncur ke Jepara, bertamu ke lorong yang hanya ada kasur buluk, tatanan batu bata sebagai ranjang, almari dan tumpukan-tumpukan kain.

“Pindah mawon ten panti nggih mbah, ten mriki kan peteng, mboten wonten lampune, nak udan yo bocor (pindah ke panti saja ya Mbah, di sini kan gelap, tidak ada lampunya, kalau hujan juga bocor). Tak damelke kamar ten ngajeng pripun? (Tak buatin kamar. Di depan, bagaimana?)” kata Ganjar yang diiyakan Mbah Kusnari, Kamis (20/10).

Proses pembangunan pun disiapkan Ganjar. Karena tidak mungkin menggunakan anggaran APBD, dana zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pun digunakan. Terlebih BAZNAS juga sangat aktif dalam pembiayaan renovasi rumah tak layak huni (RTLH), setiap renovasi per rumah menerima bantuan sebesar Rp 10 juta.

“Alhamdulillah sampun dados, saget tilem angkler. Maturnuwun Pak Ganjar (Alhamdulillah sudah jadi, tidurnya bisa pulas. Terima kasih Pak Ganjar),” kata Mbah Kusnari (10/1) saat ditemui di rumahnya yang baru.
Memang tidak besar, kediaman Mbah Kusnari itu berukuran 3 x 5 meter, namun telah membuat nyaman untuk ditempati seorang diri. Untuk mengusir suntuk, Mbah Kusnari sengaja merawat lima ekor kucing. Kediaman tersebut dibangun di depan rumah dua saudaranya yang lorongnya sempat didiami Mbah Kusnari.

“Iso dinggo konco. Nak esuk makani pitik karo manuk gone genduk (bisa dibuat teman. Kalau pagi, memberi makan ayam dan burung di rumah keponakan),” katanya.

Seluruh dinding bangunan tersebut dari batu bata dan conblock, dilengkapi satu jendela ukuran 0,5 x 1 meter dan pintu kayu berukuran 1 x 1,80 meter. Di dalamnya terdapat almari dan ranjang tidur dengan kasur kapuk. Untuk menghindari dingin plester semen, lantai diberi vynil plastik.

“Total pembangunan selama 15 hari. Selain tukang tetangga juga ikut membantu, seperti yang dipesankan pak Ganjar,” kata Aji Purnomo (39) salah satu keponakan Mbah Kusnari.

Untuk kelengkapan mandi, cuci kakus, dibangun terpisah nempel di samping rumah Aji. Listrik juga dialirkan dari sana. “Yang penting Mbah Kusnari sekarang sudah punya tempat tinggal yang layak,” katanya.

(Suparman)

banner 521x10

Komentar