Realisasi Investasi Jateng Melebihi Target Sebesar Rp59,27 Triliyun

INILAHONLINE.COM (SEMARANG)

Realisasi investasi Jawa Tengah sepanjang 2018 mencapai Rp 59,27 Triliun dari target yang ditentukan sebesar Rp 47,27 Triliun, sehingga ada kenaikan 126 persen. Kenaikan ini diperoleh dan ditopang oleh investasi dari penamanan modal asing (PMA) sebesar Rp 31,7 triliun dan penanaman modal dalam negeris (PMDN) sebesar Rp 27,47 troliun.

‘’Capaian dalam kenaikan investasi yang diperoleh ini jika dibandingkan dengan 2017, mengalami kenaikan sebesar Rp 15 persen, dengan selisih lebih kurang Rp 7,7 triliun,’’ujar PLT Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap (DPMPTSP) DidikSubiyantoro di Semarang, Jumat (1/2/2019).

Menurutnya, kenaikan realisasi investasi baik dari PMA dan PMDN ini, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 111.816 orang TKI dan 1.067 tenaga kerja orang TKA. Jumlah ini sedikit mengalami penurunan dari tahun lalu yang mencapai 129.240, karena pembangunan berbagai proyek di Jawa Tengah sudah mendekati selesai, sehingga terjadi penurunan jumlah tenaga kerja.

‘’Dari tim realisasi percepatan investasi ini terus melakukan dorongan terhadap LKPM atau laporan kegiatan penanaman modal. Karena itu, jumlah tenaga kerja yang sedikit turun karena banyak proyek pembangunan yang sudah mendekati selesai,’’paparnya.

Dijelaskan, jumlah proyek tahun 2018 mencapai 3.653 terdiri dari 2.273 PMDN dan 1.380 PMA. Jumlah tersebut naik dari tahun 2017 yang hanya terdiri 2.358 proyek terbagi dari 1.403 PMDN dan 955 PMA, yang terseba di berbagai daerah.

‘’Tahun 2018 ini, Kabupaten Batang, Jepara, Brebes, Kendal dan Sukoharjo, mendominasi dalam PMA. Sedangkan untuk PMDA yang mendominasi ada di Kota Semarang, Cilacap, Sragen, Kabupaten Semarang dan Pekalongan,’’katanya.

Namun demikian, lanjutnya, jika dilihat dari PMDN terdapat pergeseran lokasi yaitu Kota Semarang misalnya, sebelumnya di posisi nomor lima tapi sekarang pada 2018 menduduki posisi teratas. Sedangkan PMA, diduduki Kabupaten Batang dan Jepara sehingga bergeser saja pada posisinya, karena didominasi proyeknya masih ada sector energy seperti PLTU dan juga pembangunan jalan tol.

‘’Selain sector tersebut diatas juga ada sector tekstil, konstruksi, industri barang dari kulit dan alas kaki, kimia, farmasi, pertambangan serta transportasi gudang dan telekomunikasi,’’ujarnya.

Ia menambahkan, Jepang dan Korea Selatan masih menjadi Negara yang mendominasi capaian investasi, sehingga tahun ini Korea Selatan segera merealisasiakan produksi alas kaki di pabriknya yang berada di Rembang seluas 30 hektar.

‘’Dari keberadaan industri alas kaki ini, diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang, ‘’paparnya

Industri dan saat ini, berlokasi di fasilitas kawasan berikat sehingga memberikan kemudahan di dalam berbagai hal, termasuk juga proses ekspor dan impor. Oleh karena itu, secara bertahap tenaga kerja sudah dilatih.

‘’Yang jelas dengan keberadaan perusahaan asing disini diharapkan bisa menampung tenaga kerja sebanyk-banyaknya, sehingga bisa mengurangi pengangguran yang berada di daerah,’’ujarnya.

(Suparman)

banner 521x10

Komentar