INILAHONLINE.COM, SEMARANG
Kepolisian Daerah (Polda) Jateng menggelar simulasi pengamanan calon legislatif dan pemilihan presiden di Lapangan Bhayangkara, Akademi Kepolisian Semarang. Simulasi yang melibatkan polisi, TNI dan Satpol PP dan instansi terkait tersebut, mengisahkan salah satu calon legislatif dan capres RI sedang berkampanye di lapangan Simpang Lima Semarang.
Dengan pengamanan penuh dengan kekuatan personil keamanan yang memadai, tiba-tiba massa yang semula tidak bergerak sekarang berubah menjadi ricuh dan brutal dengan melempari para aparat keamanan.
Namun demikian seorang caleg dari Partai Pete sedang kampanye, begitu juga seorang Capres yang sedang berorasi itu, didemo oleh para masyarakat yang kemudian berhasil diamankan oleh anggota ke mobil.
Dalam simulasi tersebut beberapa orang yang dianggap sebagai provokator, berhasil diringkus, namun situasi semakin ricuh hingga massa ada yang mengejar mobil pengamanan capres.
”Tidak lama sebuah helikopter milik Polri datang dan menjemput capres tersebut untuk diamankan ke Polda Jateng,”ujar petugas yang mengatur jalannya simulasi tersebut di lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian Semarang, Selasa (18/9/2018).
Namun demikian kericuhan massa dijalan terus menjadi, di sana gabungan personil TNI dan Polri akhirnya berhasil memukul mundur dengan water canon dan tembakan peluru karet yang diarahkan ke atas. ”Dari antisipasi itu massa kemudian mundur dan bubar,”paparnya.
23 Ribu Titik Personil Disiapkan
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, ada 23 ribu personel disiapkan untuk mengamankan Pilpres dan Pileg di Jateng. Jumlah itu belum termasuk dari Kodam IV/Diponegoro dan Pemprov Jateng.
”Jika ada capres kampanye ke Jateng kami siapkan khusus untuk Capres Cawapres ada 3 tim. Satu tim rangkaian kedatangan Capres, VIP, hingga cadangan,”ujar Condro Kirono.
Menurutnya, selain mengerahkan tim taktis di lapangan, pihaknya kembali memanasi personil tim siber, yang sempat gencar mencari kontent ujaran kebencian pada masa kampanye. Tetapi pada Pilpres dan Pileg kali ini, justru media sosial yang memiliki kerawanan lebih tinggi pelanggaran pemilu dan ujaran kebencian.
”Satgas anti black campaign kembali kami panasi, kami akan mencari mana yang ranahnya ujaran kebencian akan ditangani polisi, dan yang pelanggaran kampanye akan ke gakkumdu,”tambah Condro.
Sementara itu Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang turut hadir menyaksikan simulasi mengapresiasi persiapan yang ditunjukan Polri.
”Bagus tadi yang ditunjukan pengamanan capres itu luar biasa, kini kami juga mengimbau masyarakat untuk bijak bermedia sosial saat masa kampanye mendatang,”tegas Ganjar.
Gubernur Jateng, juga mendesak para aparat untuk menangkap pelaku ujaran kebencian, sekecil apapun bisa ditangani polisi. “Harapannya akan memberikan efek jera, dan menjadi contoh para pengguna media sosial yang lain,”ujarnya.
(Suparman)
Komentar