INILAHONLINE.COM, PEKALONGAN
Kunjungan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di wilayah Pekalongan disambut kemarahan seorang warga. Peristiwa terjadi ketika meninjau Jalan KH Samanhudi di Kelurahan Karangjompo, Kecamatan Tirto, Kota Pekalongan, Rabu (12/6/2019).
Jalan sepanjang 550 meter itu merupakan jalur penghubung Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. Baru saja turun dari mobil dinasnya, Ganjar dihampiri sejumlah warga yang mengadukan kerusakan jalan yang sudah lama tidak ditangani.
Bahkan seorang warga nampak marah. Sebab jalan di daerahnya tak hanya rusak tapi juga sering tergenang air rob. Dia juga mempersoalkan penanganan pemerintah daerah setempat yang menurutnya asal-asalan dengan hanya diurug dengan batu dan tanah.
“Ini gimana Pak Gubernur, tanggung jawab pemerintah mana, jalan hanya diurug batu. Saluran air penuh sampah. Rob juga terus menggenangi pemukiman kami,” tutur warga itu.
Ganjar pun menjawab peninjauan jalan rusak itu , karena dapat laporan. Jalannya diurug sementara sebabnya untuk membuat tanggul membutuhkan waktu.
Belum selesai Ganjar menjawab, warga itu langsung menimpali dengan keluhan sampah di saluran sungai dan minta dibuatkan saluran permanen.
“Banyak sampah di saluran air. Pemerintah harusnnya memikirkan itu juga,” sergah warga.
Hanya satu orang itu yang bernada tinggi, sementara warga lain yang ikut “mengepung” Ganjar yang hanya terdiam. Namun, kemarahan seorang warga itu disambut senyum.
“Cara menyelesaikan masalah itu dengan musyawarah, bukan marah-marah,” ujar Ganjar.
Dia mengajak warga ngobrol dengan santai. Warga yang marah dimintanya tersenyum.
“Coba njenengan tersenyum, mesti ora iso. Sing neng pikirane njenengan negatif terus. Sampah itu njenengan ra gelem njupuki tho? (Coba kamu tersenyum, pasti tidak bisa. Itu karena yang dipikiranmu negatif terus.
Coba, sampah di situ itu kamu pasti tidak mau mengambil kan?),“ tuturnya sambil menepuk pelan pundak warga itu.
Menurutnya, warga yang tinggal di kawasan itu memang sering mengeluhkan jalan maupun pemukiman yang tergenang akibat rob dan limpasan air dari Sungai Widuri Pacar.
“Sementara jalan diuruk dulu. Karena, untuk menangani jalan ini harus membuat talut sungai dan membendung air laut agar tidak masuk ke pemukiman. Alhamdulillah, pemerintah kota dan kabupaten sudah bertemu, tinggal dimusyawarahkan. Warga dan instansi terkait. Mencari solusi terbaik. Mau relokasi, atau bagaimana,” ujarnya.
Pelan-pelan warga bersedia diajak rembugan. Warga yang semula marah nampak sudah mau tersenyum bahkan tertawa-tawa di akhir acara.
Didampingi Lurah Karangjompo Anita Fatmawati, Ganjar juga menjelaskan kepada warga, penyebab rob salah satunya karena penurunan muka bumi. Pembuatan tanggul pun mungkin bukan menjadi solusi.
Yang dibutuhkan, dia menambahkan koordinasi atau musyawarah antara warga, lurah, camat, bupati dan walikota harus dilakukan.
“Warga meminta dibuatkan saluran, tetapi saluran yang ada justru menjadi tempat pembuangan sampah,” tuturnya.
Lurah Karangjompo Anita Fatmawati mengatakan kepada warga, seluruh aspirasi sudah masuk ke pemerintah. Untuk penanganan, dibutuhkan tahapan-tahapan, tidak bisa dilakukan seperti membalikkan telapak tangan.
“Semua sudah kami sampaikan kepada Wali Kota Pekalongan maupun Bupati Pekalongan. Semoga segera diprioritaskan,” ujarnya.
(Suparman)
Komentar