INILAHONLINE.COM, SUKAJAYA
Tim Rescue Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melewati jalur ekstrem saat menyusuri daerah terdampak longsor di Bogor. Jalur berbentuk perbukitan hutan ini sudah mengalami banyak keretakan dengan beragam kedalaman mulai dari setengah hingga satu meter. Selain itu ukuran jalan cukup sempit di mana hanya bisa dilalui satu arah dan terdapat jurang di sisi kanan dan kiri. Tim harus selalu siaga saat menyisir jalur ini. Hal itu dikatakan Adhe Indra Saputra, Koordinator Tim Rescue DMC Dompet Dhuafa untuk Banjir dan Longsor Bogor, di Desa Pasir Madang, Kec Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu (22/1/2020).
“Sejak hari Minggu lalu tim sudah mulai menembus daerah terisolir di kawasan perbukitan di Bogor. Kalau hujan, tim urung melanjutkan perjalanan sebab kontur tanah yang sudah retak harus terus diwaspadai. Bahkan warga setempat seperti di Desa Pasir Madang, Kec Sukajaya, menyebut zona ini berada di level siaga 1,” terang Adhe.

Sebelumnya pada hari Selasa (21/01/2020) Tim medis Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa merujuk Idris (80thn) yang berada di pos pengungsian Kampung Ranca Bakti, Nanggung, Bogor ke RSUD Leuwiliang, Bogor. Berdasarkan penuturan Muhammad Faisal, salah satu personil tim medis, “pasien sudah mengalami sesak nafas selama satu tahun dan semakin memburuk kondisinya seminggu belakangan di pos pengungsian. Sebelumnya tim medis terlebih dulu membawa pasien lansia ke puskemas, namun pihak puskesmas mengeluarkan rujukan ke RSUD untuk perawatan lebih lanjut”.
“Jadi tadi sedang dilaksanakan Pos Medis di wilayah pos pengungsian Kampung Ranca Bakti. Lalu ada salah satu ketua pos bilang ada pasien lemas dan gak kuat jalan, minta disamperi ke tendanya. Akhirnya tadi kita (saya) dan dokter dari Puskesmas Nanggung mendatangi pasien. Setelah dokter cek dan periksa, pasien mesti dibawa ke puskesmas. Setelah di puskesmas dan dicek lanjutan, pasien diputuskan akan dirujuk ke RSUD Leuwiliang untuk perawatan lanjutan seperti cek dahak dan rontgen,” ujar Faisal, Selasa (21/1/2020).

Sebab letak pos pengungsian yang cukup jauh di dalam hutan, tim medis beserta warga harus menandu pasien dengan berjalan kaki. akses jalan ditempuh selama setengah jam dalam satu kali perjalanan cukup sulit dilalui mengingat banyak kondisi jalan yang retak akibat longsor.
“Lumayan sulit aksesnya. Warga pengungsi katakan masih ada kemungkinan terjadi longsor susulan di daerah itu. Kalau mereka, pengungsi, mengistilahkan masih siaga satu. Tadi setelah sampai di jalur besar, pasien dirujuk menggunakan mobil ambulans Emergency Medical Rescue (EMR) milik DMC Dompet Dhuafa ke RSUD Leuwiliang,” tutup Faisal.
(Humas Dompet Dhuafa)
Komentar