InilahOnline.com (Kota Bogor) – Pengidap penyakit Leukemia dan Down Syndrome Raisa (24) hanya bisa pasrah diri tanpa adanya bantuan pengobatan yang layak untuk mengobati penyakitnya hal tersebut dikarenakan faktor ekonomi dan latar belakang keluarga ini.
Hak mendapat jaminan dari Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan BPJS pun sulit, hingga bisa merasakan tumbuh kembang menjalani hidup seperti halnya remaja lain meraih cita-citanya nampaknya masih banyak yang harus di penuhi dalam keadaan kondisi seperti Raisa.
Melihat dari latarbelakang kehidupan yang dijalaninya bersama sang ibu begitu tragis. Untuk merawat anaknya yang tinggal disebuah kontrakan kecil di wilayah Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat, ibunda Raisa yang akrab dipanggil Umi Annisa (48) bekerja dari pagi hingga malam hari sebagai pencari barang bekas yang berada disekitar rumahnya.
Terkadang juga sebagai pembantu jika ada yang membutuhkannya untuk mencucikan pakaian. Namun sayang, uang hasil bekerjanya itu hanya cukup untuk membeli makan tanpa bisa ditabung guna membeli obat untuk mengobati penyakit Raisa yang sewaktu-waktu kambuh.
“Saya kerja dari pagi sampai malam. Penghasilan saya perhari hanya Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Bagi saya bisa menahan lapar dengan berpuasa, yang terpenting Raisa bisa makan setiap hari dan tetap sehat. Itu sudah cukup dan membuat saya senang. Hanya itu yang saya pikirkan,” ungkap Umi kepada InilahOnline.com saat ditemui di rumah Kontrakannya, Kamis (21/12/2017).
Umi Annisa menceritakan, Raisa sebenarnya terlahir dalam keadaan normal. Namun, saat berusia tiga tahun, Raisa dibawa oleh suaminya usai bercerai dengan dirinya. Kurang lebih 10 tahun ia berpisah dengan sang anak, akhirnya Raisa dipertemukan kembali dengan dirinya yang saat itu Raisa telah berumur 13 tahun. Namun, saat bertemu dengan anaknya, Raisa dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
“Saya hanya bisa menangis melihat Raisa ditemukan dalam keadaan yang membuat hati saya sakit. Saat itu saya menemukan Raisa di kandang kambing dengan keadaan kakinya terpasung dan banyak luka disekujur tubuhnya, bahkan salah satu matanya tidak bisa melihat. Tak hanya itu, saraf motoriknya juga terganggu akibat sering di jambak waktu kecil. Setelah saya bertanya kepada Raisa, dia mengatakan, bahwa apa yang dialaminya itu karena dianiaya oleh ibu tirinya,” ungkap Umi Anissa dengan penuh isak tangis.
Meski demikian, Umi Annisa dengan ketegaran hati yang besar menerima anaknya walaupun dalam keadaan yang memprihatinkan. Umi Anissa tetap merawat dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa rasa menyerah dan putus asa.
“Saya suka menangis kalau penyakitnya kambuh dan muntah darah. Karena saya bingung ga punya uang untuk mengobati Raisa. Untuk mengobati Raisa ke Rumah Sakit, saya tidak punya biaya. Jadi saya hanya bisa merawatnya dirumah dan terus berdoa kepada Allah SWT agar Raisa bisa cepat sembuh dan sehat kembali,” jelasnya Umi Annisa saat ditemui di kediamannya belum lama ini.
Meski menjalani kehidupan yang begitu sulit, Umi Anissa tetap bersabar dan menjalani semuanya tanpa mengemis kepada orang lain. “Tidak ada yang saya sesali dalam hidup ini, karena ini semua hanya ujian dari Allah SWT. Saya tidak takut miskin walau tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Tapi saya punya Allah SWT, selama saya masih bisa bernafas, saya akan terus berusaha dan berjuang untuk Raisa. Insha allah, semua akan ada jalannya selama kita terus berusaha dan berdoa,” harapnya. (Nicko)
Komentar