INILAHONLINE.COM, JAKARTA – Dualisme kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat nampaknya akan segera berakhir. Pasalnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengemukakan, bahwa dua kepengurusan PWI akhirnya sepakat menggelar kongres dipercepat guna menyelesaikan konflik internal yang terjadi selama ini.
Untuk menyelesaiakn kemelut antara dua kepengurusan dari hasi Kongres 2023 di Bandung dengan Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta 2024, akan mempercepat penyelenggaraan Kongres PWI yang akan difasilitasi oleh Wamenkomdigi
“Kami sebagai bagian dari keluarga besar PWI, hadir di sini dengan difasilitasi oleh saya. Kami sepakat untuk mengadakan Kongres dipercepat,” katanya dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Sebelumnya pada Jumat (29//11) Wamenkomdigi Nezar Patria telah melakukan pertemuan di Jakarta dengan dua kubu yang berseteru, di mana akhirnya menemui titik terang, yakni sepakat untuk menggelar kongres dipercepat.
“Masing-masing pihak telah membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelenggarakan kongres. Saya berharap, kesepakatan ini menjadi titik awal untuk memperkuat persatuan dan soliditas PWI. Kita berharap ini menjadi awal yang baik untuk membangun keguyuban, persatuan, dan kekuatan PWI ke depan,” kata Nezar Patria
Ketua Bidang Pembinaan Daerah PWI Pusat kubu Hendy Ch Bangun, Harris Sadikin, menegaskan kesiapan pihaknya untuk menyelenggarakan kongres dipercepat kapan saja, asalkan memenuhi syarat yang telah disepakati.
“Jangankan Desember atau Januari, besok pun kami siap menggelar kongres dipercepat. Asal syarat dan ketentuan sudah terpenuhi,” katanya.
Syarat utama yang diajukan adalah kesediaan ketua umum untuk menyelenggarakan percepatan kongres, pelaksanaan kongres sesuai dengan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PDPRT) PWI, serta persetujuan dalam rapat pleno PWI, katanya.
Semangat Mempersatukan
Sementara itu Ketua Umum PWI Pusat kubu Kongres Luar Biasa (KLB), Zulmansyah Sekedang menegaskan pihaknya siap mengikuti arahan pemerintah melalui Wamenkomdigi Nezar Patria untuk Kongres PWI dipercepat sebelum 15 Desember 2024.
“Semangat Kongres PWI dipercepat adalah untuk kembali mempersatukan organisasi wartawan terbesar dan tertua di Indonesia, sekaligus mengakhiri dualisme Pengurus PWI Pusat,” ujarnya
Terlebih, banyak agenda wartawan yang terkendala akibat dualisme, seperti Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI)
“Kita siap mengikuti Kongres PWI dipercepat sebelum 15 Desember. Bahkan 10 Desember pun kita siap sesuai arahan Pak Wamenkomdigi. Saya sudah komunikasi juga dengan lebih 15 PWI provinsi di Indonesia, semua setuju agar masalah PWI segera selesai melalui pelaksanaan Kongres PWI dipercepat,” tandas Zulmansyah Sekedang.
Menurutnya, tidak ada alasan untuk tidak memenuhi keinginan Wamenkomdigi, apalagi dasarnya adalah untuk persatuan dan masa depan PWI yang lebih baik. “Kita semata-mata mempertimbangkan bahwa ini adalah langkah terbaik untuk membuat organisasi wartawan yang kita cintai ini bersatu, utuh dan kuat kembali,” kata mantan Ketua PWI Riau dan Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat itu.
Sebelumnya, Zulmansyah Sakedang bersama Atal Sembiring Depari, Ketua Umum PWI Pusat 2018-2023, Bendahara Umum PWI Pusat Marthen Selamet Susanto, Ketua Dewan Pakar yang juga Ketua Dewan Pengawas TVRI Agus Sudibyo, dan Ketua PWI Jaya Kesit B Handoyo, bertemu Wamenkomdigi Nezar Patria di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Pertemuan tersebut juga dihadiri Hendry Ch Bangun (HCB) dan beberapa Ketua PWI provinsi. Dalam pertemuan ini digagas Wamenkomdigi dari keprihatinannya atas kemelut yang terjadi di PWI Pusat.
Sebagaimana pada beberapa pertemuan sebelumnya, Wamenkomdigi meminta agar PWI bersatu kembali. Terkait dengan itu, Wamen mengusulkan digelarnya Kongres PWI yang dipercepat.
Wamen Komdigi mengingatkan terkait hasil pertemuan Jumat pekan sebelumnya, di mana sudah disepakati digelarnya KLB Perdamaian. Pada KLB Perdamaian tersebut, panitia berasal dari kedua belah pihak. Masing-masing lima orang sebagai panitia bersama.
Belakangan, pihak HCB tidak setuju dengan nama KLB Perdamaian. Mereka mengusulkan rekonsiliasi dalam bentuk pertemuan dan akhirnya disepakati namanya Kongres PWI dan waktunya dipercepat.
Untuk Kongres PWI yang dipercepat atau Kongres Percepatan, Wamenkomdidgi siap memfasilitasi tempat pelaksanaan Kongres PWI di Pusat Pelatihan Komdigi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
“Wamen menawarkan jika (Kongres PWI dipercepat) memungkinkan digelar 10 Desember 2024. Tapi Wamen Neszaar Patria tetap menyerahkan keputusan dari tim kedua belah pihak,” katanya.
Selain itu, Wamenkomdigi menyatakan satu hal paling penting dalam Kongres PWI dipercepat nantinya adalah apapun hasilnya harus legowo, harus diterima semua pihak dan tidak boleh ada gugat-menggugat.
“Sekaligus kami juga mengundang perwakilan Dewan Pers, perwakilan Kemenkomdigi dan Kemenhukum hadir sebagai saksi untuk PWI bersatu kembali. : terangkata Zulmansyah Sekedang.
Kilas Balik Konggres PWI Ke-25 Tahun 2023 Digelar Bandung
Hendry Chaerudin Bangun menggantikan Atal Sembiring Depari sebagai Ketua PWI Pusat melalui pemungutan suara pemilihan ketua dalam Kongres PWI Ke-XXV Tahun 2023, di el Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu dini hari, (27/9/2023) tahun lalu
Dalam pemungutan suara untuk memilih Ketua Umum (Ketum) PWI masa bhkati 2023-2028 yang diikuti oleh tiga calon Ketum, yakni Atal S Depari selaku petahana dengan dua penantangnya Hendry Ch Bangun (mantan Wakil Ketua Dewan Pers) dan Zulmansyah Sakedang (Ketua PWI Riau) itu berlangsung ketat dan harus dilakukan melalui dua putran dalam perolehan dukungan untuk memperebutkan 88 suara dari 38 perwakilan PWI Provinsi se Indonesia.
Sebelumnya, dalam tata tertib dan tata cara untuk pemilihan Ketum PWI telah disepakati dan diputuskan, bahwa dari ketiga calon Ketum yang maju, maka pemenangnya harus ditentukan dua putran jika suara pemenangnya tidak mampu memperoleh suara 50 persen plus satu atau harus memperoleh minmal 45 suara.
Pada pemungutan putaran pertama, dari 88 suara yang masing-masing diwakili oleh 38 para Ketua PWI Provinsi, masing-masing Calon Ketum memperoleh 40 suara untuk Atal S Depari, 39 suara untuk Hendry Ch Bangun dan 8 suara berhasil diperoleh Zulmansyah Sakedang. Dengan kompsisi perolehan suara tersebut, maka dua pemenang teratas berhasi mengikuti pemilihan putaran kedua
Di pemungutan suara putaran kedua yang diikuti oleh dua Calon Ketum, Atal S Depari dan Hendry Ch Bangun, maka perolehan suara bagi keduanya bersaing ketat dan saling kejar mengejar dalam perolehan suaranya. Namun diakhir penghitungan suara, Hendry Ch Bangun berhasil meraup suara 47 suara dan Atal S Depari dengan perolehan suara 41 suara.
Dengan hasil pemungutan suara, kemudian langsung dilanjutkan dengan penghitungan suara dan hasil akhir perolehan suara yang berlangsung hingga hari Rabu (27/9/23) dini hari kemarin itu, maka Hendry Ch Bangun berhasil mengungguli peroleh suara yang diperoleh Atal S Depari.
Hendry Ch Bangun dalam pidato pertama kemenangannya sebagai Ketum PWI terpilih untuk masa bhakti 2023-2028 mengatakan, dirinya mengucapakan terima kasih kepada pendukungnya dan ini hanya dalam proses pemilihan saja. “Sekarang PWI milik kita semua, karena dari 38 provinsi semuanya memiliki PWI,” ujarnya yang disambut dengan teriakan para peserta Kongres.
Lebih lanjut Hendry mengatakan, dirinya mengajak kepada semuanya untuk menysukuri peristiwa hari ini (Pemilihan Ketum-red), karena mash banyak hal-hal yang tentu harus diselesaikan, tetapi saya merasa sangat berbahagia bahwa saya dan bang Atal Depari ini ada hubungan kekerabatan. “Cuma saat ini terbalik, karena dalam Kpongres PWI ke-XXIV lima tahun lalu di Solo dulu kami berlangkulan dan saya dalam posisi yang kalah, tapi untuk tahun ini saya menang,” ujarnya
Tapi menurut Hendry, semuanya tidak akan menjadikan sebuah masalah atau persaingan dalam membangun PWI kedepan. “Sebentulnya ini ga ada apa apalah, bahwa kami berdua memiliki hubungan kekerabatan. Jadi menurut saya, ini sebetulnya hanya pergantian ketua saja, tetapi tentu saya memiliki ambisi-ambisi untuk menjadikan oragniasasi PWI sebagai organisasi terbesar, tertua dan paling banyak intelektualnya,” pungkasnya.
Namun ditengah perjalanan masa kepengurusan Hendry Ch Bangun ditahun pertama 2024, muncul permasalahan yang mengakibatkan konflik intern di PWI Pusat, sehingga terjadi dualisme kepnegurusan antara Kepengurusan hasil Kongres PWI Ke-XXV Tahun 2023 yang memeilih Hendy Ch Bangun dan Kepengurusan Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang memutuskan Zulmansyah Sakedang dipilih secara aklamsi menjadi sebagai Ketua Umum PWI 2023-2028. (Piya Hadi)
Komentar