InilahOnline.com (Jakarta) – Dihadapan para panelis Indonesia Visionary Leader Jilid II 2018 yang diselenggarakan Koran Sindo, Wali Kota Bogor Bima Arya memaparkan visi misi, program 6 skala prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor serta semua program dan kegiatan pembangunan yang sudah, sedang dan akan dilakukan di Kota Bogor.
Secara umum Bima mengatakan arah pembangunan yang dilakukan Pemkot Bogor mengarah kepada penguatan 3 identitas Kota Bogor, yakni sebagai Green City (Kota Hijau), Heritage City (Kota Pusaka) dan Smart City (Kota Cerdas).
“Semua pembangunan kita pastikan memberi manfaat bagi Kota Bogor. Ini yang saya sebut setiap jengkal Kota Bogor harus memberikan manfaat bagi Kota Bogor. Jangan sampai pembangunan yang ada tidak dinikmati orang Bogor, tetapi kita hanya mendapat macet dan sampahnya saja,” kata Bima di Auditorium Gedung Sindo, jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Bima menyadari hasil pembangunan yang dilaksanakan Pemkot Bogor selama ini belum akan terlihat dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun kedepan, tetapi setidaknya pondasi pembangunan Kota Bogor kedepan sudah terbentuk.
Saat panelis menyinggung inovasi yang dilakukan Pemkot Bogor, Bima menjawabnya dengan menerangkan inovasi-inovasi yang telah dilakukan mulai dari perizinan online yang dijadikan benchmarking oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), informasi ketersediaan kamar RSUD Kota Bogor yang dapat diakses warga Kota Bogor hingga pelayanan Jemput Bola pelayanan e-KTP dan bidang kesehatan serta banyak hal lainnya.
“Inovasi perizinan online dapat memangkas biaya, membangun transparansi dan efisiensi sehingga meningkatkan iklim investasi. Untuk inovasi di ruang terbuka publik korelasinya tidak hanya pada kecantikan, keindahan dan kebersihan tetapi juga pada dimensi pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Deklarasi Kota Bogor sebagai Kota Keluarga, Kota Olahraga dan Kota bagi Pelari (City of Runners) ditargetkan fokus pada Sport Tourism. Selain target terkait kesehatan dan wisata ada juga target untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ditanya sektor penyumbang PAD, Bima menerangkan bahwa Kota Bogor mengandalkan sektor jasa dan pariwisata, namun menurut Bima hal ini masih akan lebih progresif lagi dengan mendorong UMKM, salah satunya dengan cara membangun konsorsium dan kerja sama dengan pihak swasta.
”Belum lama ini kita kedatangan Go Jek yang berencana membuka Food Festival bulan depan. Untuk meningkatkan PAD kita bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan swasta,” jelasnya.
Untuk kebijakan penerapan Sistem Satu Arah (SSA) yang menurut panelis memiliki resistensi tinggi saat eksekusi dan roodmapnya seperti apa. Dengan nada optimis Bima menyampaikan kekuatan konsep membuat semuanya menjadi mudah dalam melangkah. SSA konsepnya adalah salah satu program Bogor Transportation Oriented Program (B-TOP), selain komunikasi ke berbagai pihak di Kota Bogor.
“Saat kebijakan SSA diterapkan kami memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada untuk sosialisasi, seperti sosial media dan media massa,” ujar Bima.
Mengenai Corporate Social Responsibility (CSR), Bima mengatakan di Kota Bogor ada forum CSR sehingga para pengusaha maupun sektor usaha mengetahui Kota Bogor ingin bergerak kemana sehingga bantuan yang diberikan sesuai dengan arah pembangunan. (Agha Dwi Rizkianto)
Komentar