Inilahonline.com (Kota Bogor) – Wali Kota Bogor Bima Arya menerima kunjungan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor di ruang Paseban Punta, Balaikota Bogor, Jumat (05/05/2017). Pada kesempatan tersebut dimanfaatkan para pengurus PMII Kota Bogor untuk berdiskusi mengenai isu-isu yang ada di Kota Bogor, khususnya di bidang kebudayaan.
Menurut Ketua PMII Kota Bogor Fahrizal, cukup banyak cagar budaya peninggalan Kerajaan Pajajaran yang terkesan terbengkalai dan “ditinggalkan”, padahal seperti situs Batutulis dapat dijadikan salah satu destinasi wisata yang menarik. Selain itu, keberadaan museum perjuangan kondisinya memprihatinkan dan memerlukan sentuhan agar generasi kedepan tidak melupakan sejarah perjuangan kemerdekaan yang ada di Kota Bogor.
Menanggapi hal tersebut, Bima menerangkan bahwa predikat kota pusaka yang di sandang Kota Bogor telah memiliki konsep perkembangan yang kedepannya memiliki zonasi. Sebab, semua itu sudah ada dalam rencana perkembangan kota.
“Potensi Kota Bogor kami akan kembangkan, seperti penggabungan konsep budaya sunda dengan kolonial di Tepas Salapan Lawang Dasakerta (TSLD), termasuk Lawang Suryakencana yang dikenal sebagai lawang akulturasi Dayeuh Bogor. Nanti kedepannya akan ada kampung Arab di Empang, untuk Kampung Sunda nantinya tinggal pilih titik mana, misalnya di kawasan Katulampa dan sekitarnya atau di kawasan Batutulis sekitarnya yang merupakan bagian terpenting Kerajaan Pajajaran,” jelas Bima yang didampingi Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bogor, Fordinan.
Bima menambahkan, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, ia telah menginstruksikan agar menganggarkan perbaikan situs-situs peninggalan yang ada di Kota Bogor, nantinya akan di inventaris situs-situs peninggalan seperti Makam Mbah Dalem, Makam Raden Saleh, Prasasti Batutulis. “Insya Allah tahun depan akan dianggarkan, teman-teman PMII juga bisa sama-sama mengeceknya nanti, ini harus dikawal sama-sama,” ujarnya.
Mengenai Museum kebudayan kata Bima, kendala yang dihadapi adalah lahan, sedangkan untuk museum sejarah kendalanya adalah kepemilikan yang saat dipegang yayasan. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan memberikan hibah.
“Pemkot Bogor memberikan hibah sebagai komitmen dan kepedulian, hibah yang diberikan tidak hanya satu museum, bahkan museum peta juga kami berikan. Intinya Pemkot Bogor harus betul-betul memberikan kepeduliannya,” paparnya.
Bima menyampaikan pesan kepada pengurus PMII Kota Bogor agar berpikir panjang, strategis karena jabatan ada batasnya, silaturahmi dan persahabatan diatas segalanya, kuncinya adalah komunikasi dan ia mengaku tidak alergi terhadap kritik.
“Kita harus siap lari marathon bukan sprint, pola pikir harus panjang, harus ada target pula. Saya kira PMII Kota Bogor bisa bersinergi dengan Pemkot Bogor dalam membantu membereskan 6 Program Prioritas, misalnya dalam isu budaya,” pungkasnya. (Humas:rabas/Ismet/rani) SZ
Komentar