InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Kasus pembunuhan yang menimpa sopir online Go Car (Deni Setiawan) akhirnya bisa terungkap. Dalam waktu dua belas jam tim khusus Polrestabes bisa menangkap dua tersangka dirumah masing-masing. Dua siswa SMK Negeri Semarang, kini harus mendekam di Mapolrestabes Kota Semarang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Dua remaja pelaku penggorokan leher korban berinisial IDR dan dan IBR masih berusia 16 tahun. Mereka mengaku tega melakukan pembegalan dan penggorokan korban dan mengambil mobil karena menunggak SPP di SMK Negeri di Kota Semarang.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji menyatakan masih mendalami motif dari pelaku. Apalagi dari kedua tersangka ketika ditanya masih saling lempar antara keduanya. Hanya dalam kasus ini masih terus dikembangkan dan didalami, apakah ada motif lain yang melakukan perbuatan senekat itu.
”Yang jelas perbuatan mereka sangat disayangkan, apalagi keduanya masih menempuh pendidikan di tingkat SMA, Kenapa sampai melakukan perbuatan itu harus diketahui latar belakangnya,”paparnya.
Terhadap kasus ini, Kapolrestabes juga sudah mengundang orangtua kedua remaja yang masih duduk di bangku SMK tersebut. Dua tersangka adalah pelajar kelas X di SMK Negeri di Kota Semarang. Dua pelaku adalah teman sekelas.
”Orangtuanya mampu, dan mengaku rutin memberikan uang SPP, nah ini nanti akan kami kembangkan, karena keduanya saat ini ketika diintrogasi masih saling melempar,” jelang Abioso Seno Aji, Selasa (23/1/2018).
Namun demikian, menurut Kapolrestabes, ketika ditanyai siapa yang melakukan perbuatan menggorok leher korban, keduanya antara IDR dan IBR saling tunjuk meski diintrogasi di ruang terpisah.”Mereka berdua belum ada yang mengakui yang melakukan eksekusi terhadap korban,”ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan diketahui pelaku melakukan order pada hari Sabtu (20/1) pukul 20.00 dari rumah IBR di daerah Lemah Gempal, Semarang Selatan. Keduanya pesan taksi online dengan tujuan Sambiroto, Tembalang.
“Sesampai di depan Citra Grand mereka eksekusi, satu duduk di samping sopir, satu di belakang, yang di depan bertugas mengajak ngobrol, yang belakang eksekusi,” imbuh pria yang akrab disapa Abi tersebut.
Ia menjelaskan posisi korban tidak bisa berbuat banyak dan melakukan perlawanan karena sedang menggunakan safety belt dan konsentrasi mengemudi. ”Kareba tidak bisa bergerak ini akhirnya membuat korban tidak bisa melaukan perlawanan,”paparnya.(Suparman)
Komentar