INILAHONLINE.COM, SURAKARTA – Himpunan Alumni Perguruan Tinggi (Himpuni) menggelar rapat kerja nasional di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo pada 4-6 Mei 2018. Rakernas kedua tersebut dibuka secara resmi pada Sabtu (5/5) oleh Ganjar Pranowo sebagai Ketua Presidium Himpuni sekaligus Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gajahmada (Kagama).
Sebagai Ketua Presidium, Ganjar juga melantik 7 ikatan alumni sebagai anggota baru Himpuni. Total anggota Himpuni sekarang mencapai 39 ikatan alumni.
Sebagian besar para ketua alumni hadir dalam rakernas. Selain dari Kagama, hadir juga pimpinan Ikatan perguruan tinggi besar se Jateng seperti Undip, Unsoed, UNS, juga dari provinsi lain seperti UI, Unibraw, ITB dan Unair.
Rakernas kedua ini menyepakati tema besar yakni percepatan program vokasi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Ganjar mengatakan, pengambilan tema ini didasari pada kebutuhan bangsa untuk meningjatkan daya saing dan kemaslahatan bangsa.
“Lulusan vokasi diharapkan mampu mengisi pos tenaga kerja di bidang industri dan jasa dengan keahlian tersertifikasi dan berdaya saing,” katanya, didampingi Rektor UNS Ravik Karsidi.
Pendidikan vokasi, menurut Ganjar, adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Pendidikan vokasi mencakup program pendidikan diploma I (D1), diploma II (D2), diploma III (D3) dan diploma IV (D4).
“Tapi kita juga dorong pendidikan vokasi di SMK karena kebutuhan tenaga kerja dari sekolah menengah sangat besar,” kata Ganjar.
Dalam melaksanakan program vokasi ini, Himpuni membagi lima cluster yang masing-masing diserahkan pada satu perguruan tinggi.
Cluster Industri kecil dan kreatif dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Universitas Sriwijaya, Pembangunan Desa oleh Ika Unsoed, Pariwisata oleh Ika Univetsitas Sam Ratulangi, Pertanian dan Kelautan oleh Ika ITB, dan Inovasi oleh Ika Universitas Andalas.
“Salah satu pekerjaannya adalah berkoordinasi dengan perusahaan, kita kerjasama masukkan kurikulum sesuai keterampilan yang dibutuhkan perusahaan itu dan lulusannya dipastikan bekerja di situ, ” kata Ganjar.
Maryono Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Diponegoro menambahkan, jika pendidikam vokasi berhasil maka masyarakat tidak perlu meributkan serbuan tenaga kerja asing. ” TKA itu konsekuensi dari persaingan global, maka kalau tenaga kerja kita punya keterampilan bagus akan mampu bersaing, kita punya benteng yang kuat,” tegasnya. (Suparman)
Komentar