InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar syukuran bukunya berjudul ”Anak Negeri Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo” yang telah diluncurkan ditengah-tengah sawah di Dusun Sawit RT 015/RW 05 Desa Kunti, Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Senin sore (29/1/2018). Syukuran buku ketiga ini ditulis oleh Gatotkoco Subroto tersebut dihadiri ratusan warga dari berbagai daerah.
Acara yang diawali dengan penampilan kesenian Komunitas 5 Gunung itu, Ganjar dan isterinya Siti Atikoh juga ikut menari yang berasal dari pemuda dan pemudi setempat.
Buku yang ketiga dan sudah jadi ini, intisari buku yang ditulis Gatotkaca Susoro selama dua tahun, memaparkan bagaimana masa kecil yang harus dilalui ditengah-tengah keluarga yang sederhana.
”Buku ini ditulis dalam proses cukup lama dan penulis juga melakukan wawancara dan riset langsung teman-teman masa kecil dan keluarga saya,”ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar bercerita bagaimana ayahnya S Pamudji, seorang polisi berpangkat rendahan, harus menghidupi isteri dan enam anaknya. Sri Suparmi ibunya membantu ekonomi keluarganya dengan berjualan kelontong dan bensin.
”Waktu kecil saya bantu jualan bensin, kulakan angkat jerigen. Kalau lebaran lek-lekan sama kakak saya sambil jaga warung,”kenangnya.
Namun demikian ada satu hal yang ia rindukan dari masa kecil adalah berangkat sekolah dasar bareng teman-temannya. Kalau berangkat saling ngampiri, nyeker barang nggak punya sepatu.
”Dulu waktu sekolah sama-sama gak punya sepatu,”katanya.
Pernah Diusir dari Pemiliknya
Menurut Ganjar, ada kenangan manis yang juga membekas ketika keluarga kami sekeluarga diusir dari rumahnya. Ceritanya, rumah masa kecil Ganjar di Tawangmangu harus dijual. Ayahnya bersepakat denganpembeli rumah bahwa masih diijinkan menempati sampai mendapat rumah kontrakan.
Namun tiba-tiba suatu malam si pembeli rumah meminta keluarga Ganjar pindah karen segera ditempati pembelinya. Meski merasa dilanggar perjanjiannya, namu ayah saya mengalah.
”Semalaman hingga subuh ia pergi mencari rumah kontrakan. Akhirnya mereka terpaksa tinggal dirumah yang bersebelahan dengan pabrik gamping,”tuturnya.
Itulah sebagian cerita masa kecil Ganjar yang ditulis Gatotkoco dengan sedikit didramatisir di beberapa bagaian diluar apa yang dibayangkan Ganjar. ”Saya rasa ini luar biasa dengan gaya penulisan yang enak dibaca,”ujarnya.
Sementara saat memberikan sambuta Gatotkoco mengungkapkan, novel ini bagi pembaca diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi siapa pun bahwa keterbatasan kondisi ekonomi pada masa kecil tidak perlu menjadi penghalang untuk terus berjuang mencapai cita-citanya.
”Terlahir dari keluarga sederhana menjadikan Pak Ganjar menjalani hidup yang penuh dengan perjuangan. Melalui sang ayah, pamudji anak kelima dari enam bersaudara itu terdidik dengan disiplin tinggi,”paparnya.
Penulis yang juga pernah menulis buku berjudul Jokowi Si Tukang Kayu, dan novel Sarjana Muda, telah melakukan observasi mendalam.
Baik terhadap Ganjar, keluarganya, teman dekat Ganjar, hingga warga Tawangmangu yang dahulu adalah tetangga sang gubernur.
Menurut Gatotkoco, novel setebal 344 halaman dengan 36 judul yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama ini, mengisahkan masa kecil Ganjar. Penyusunan berdasar hasil wawancara langsung dengan Ganjar dan beberapa sahabat, serta berbagai sumber lainnya.
”Buku novel ini saya tulis dua tahun, karena saat itu baru lahiran anak saya jadi kadang anak nangis jadi berhenti nulis dulu. Launchingnya juga lama karena menyesuaikan waktu dengan jadwal padat pak gubernur,” kata Gatotkoco.
Ia juga mengungkapkan, novel ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda. Meski tulisan ini hanyalah sebuah novel tentang perjalanan hidup, tapi kisahnya mengajari tentang nilai-nilai luhur yang harus selalu dijunjung, yang hingga dahulu sampai sekarang takkan lekang oleh waktu, yaitu keyakinan, keuletan, dan sikap hormat kepada kedua orangtua, khususnya ibu.
Sementara Ganjar mengungkapkan, bahwa buku yang mengisahkan tentang dirinya, kali ini adalah yang ketiga. Pertama terdapat buku berjudul Kontroversi Ganjar yang isinya cukup serius, kemudian terdapat buku berjudul Gubernur Jelata yang berisi cerita-cerita lucu, dan ketiga ini berjudul Anak Negeri ; Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo.
”Buku ini memang novel tapi aktor, waktu, dan tempatnya bener, tapi didramatisasi karena novel. Itu gaya khas mas Gatotkoco. Dia riset dengan keluarga, teman dekat saya, dan lainnya. Beberapa penggalan cerita memang menceritkan masa kecil saya. Presisinya 90 persen, selebihnya kembang-kembang saja,”katanya.
Selain novel ini, imbuhnya, akan muncul lagi novel karya Gatotkoco tentang Ganjar. Jika yang ada saat ini adalah cerita tentang masa kecil sampai dewasa, maka karya berikutnya adalah ketika memasuki dunia politik dan lebih serius mengenai apa yang sudah dikerjakan sebagai gubernur dan tidak banyak yang mengetahuinya.
”Saya sudah mengorder untuk berikutnya yang lebih bagus lagi, dan dramatis lagi. Saya sudah siapkan materialnya, dan saya nggak tahu seperti apa nanti jadinya di tangan mas Gatotkoco,”ungkap Ganjar.
Buku ini juga telah dijual baik ditoko buku Gramedia maupun dijual secara online seperti Bukalapak dan Tokopedia. Sebelum menulis Gubernur Jateg, Gatotkoco Subroto pernah menulis tokoh terkenal lainnya, yaitu Presiden RI Joko Widodo. Kisah Jokowi itu dituangkan melalui buku berjudul Jokowi Situkang Kayu yang terbit pada 2012 silam.(Suparman)
Komentar