InilahOnline.com (Kota Bogor) – Sebelas Kandidat Pengurus OSIS SMK Taruna Terpadu 2 Borcess ditempa pelatihan kepemimpinan ala militer di Lanud Atang Sendjaja (ATS) Bogor. Pemateri Pelatihan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) yang berlangsung dua hari, 31 Oktober dan 1 November 2017 itu disampaikan oleh tiga mayor, yaitu Vicky J Simatupang, Dedem Ahmad Dimyati, dan Miftah Farid.
Dari sebelas peserta pelatihan itu, lima di antaranya calon Ketua OSIS SMK Taruna Terpadu 2, yaitu Cheyne Amandha Miranda, Muhammad Fikri Syahrudin, Prista Yuniandra, Rizky Jumantoro, dan Yunisa Ambarwati, sedangkan enam lainnya calon Wakil Ketua OSIS, yakni Anastasya Margaretha, Angel Wijaya, Avia Rachmanti, Dimas Saputra, Kania Sifa Zanesha, dan Muhamad Fikri Jaelani.
“Pelatihan ini benar-benar jadi kawah candradimuka bagi kandidat pengurus OSIS baru. Selain melatih kedisiplinan, materi PPBN ini sangat bermanfaat dan menambah bekal calon pemimpin masa depan. Mengingat, yang disampaikan mulai dari NKRI harga mati, wawasan kebangsaan, kaidah dan kisi-kisi kepemimpinan hingga mengatasi kenakalan remaja,” ungkap Ine, sapaan akrab Cheyne Amandha Miranda, siswi kelas XI Jurusan Perhotelan itu kepada InilahOnline.com, Selasa (31/10/2017).
Empat pilar kebangsaan juga disampaikan oleh pemateri secara gamblang, kata Ine, meliputi Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kami sangat memahami pentingnya hal itu bagi calon pemimpin bangsa dari level terkecil seperti OSIS, khususnya ketika diterapkan di era global, seperti saat ini,” tandasnya.
Menurut pehobi Menulis itu, empat pilar sekaligus tameng remaja Indonesia tersebut, jika benar-benar dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari pasti mampu menangkal pengaruh negatif budaya asing. “Lewat perkembangan teknologi informasi belakangan ini, budaya luar negeri tak harus menggerus budaya Indonesia, yang memiliki kearifan lokal,” jelas Ine, menegaskan.
Peraih beasiswa Borcess kelahiran Jakarta, 20-6-02 (20 Juni 2002) ini sangat terkesan dengan sistem dan mekanisme pelatihan kepemimpinan yang penuh kedisiplinan itu. “Setidaknya, kesan disiplin militeristik inilah yang bisa menempa kami. Di sisi lain juga ada pelatihan fisik dan keterampilan, seperti terjun payung, paramotor, dan baris-berbaris yang mampu menambah semangat kami,” tuturnya. (Mochamad Ircham)
Komentar